Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Menteri, Wakil Presiden Iran Positif Terjangkit Virus Corona

Kompas.com - 28/02/2020, 10:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

TEHERAN, KOMPAS.com - Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar dilaporkan terkena virus corona, beberapa hari setelah menterinya menderita penyakit yang sama.

Dalam keterangan media lokal, wapres bidang perempuan dan keluarga itu disebut menderita gejala ringan, dan tidak dirujuk ke rumah sakit.

Sebelum menjabat sebagai Wakil Presiden Iran, Masoumeh Ebtekar dikenal sebagai juru bicara berbahasa Inggris "Mary", dilansir Sky News Kamis (27/2/2020).

Baca juga: Berkeringat Saat Konferensi Pers, Menteri Iran Ini Ternyata Terinfeksi Virus Corona

Dia dikenal atas insiden penyekapan para diplomat AS di kedutaan besar Teheran, dan menyebabkan krisis diplomatik selama 444 hari pada 1979 silam.

Sebelum Ebtekar, wakil menteri kesehatan sekaligus ketua satuan tugas anti-virus, Iraj Harirchi, lebih dahulu terkena virus tersebut.

Dia terkonfirmasi terinfeksi setelah sehari sebelumnya, dia terlihat tidak nyaman dan berkeringat ketika memberikan konferensi pers.

Iran adalah negara dengan kasus kematian terbesar akibat Covid-19, penyakit yang diakibatkan virus corona, di luar negara asalnya, China.

Terdapat 26 korban meninggal dan 254 kasus penularan yang terkonfirmasi, dengan 106 di antaranya merupakan laporan infeksi baru.

Sekitar 10 persen dari para penderita virus yang diyakini berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan dilaporkan sudah meninggal.

Namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tingginya angka kematian itu disebabkan karena gejala ringan yang tak segera ditangani.

Sebagai upaya pencegahan, kantor berita IRNA melaporkan Teheran melarang semua warga asing yang berasal dari China untuk masuk.

Baca juga: Berjibaku Lawan Virus Corona, Iran Juga Berjuang Bangkit dari Gempa

Episentrum dari virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu berasal dari Qom. Kota suci Syiah yang saat ini tempat ibadahnya tetap dibuka meski terdapat imbauan agar ditutup.

Pemerintah Iran, dalam hal ini Presiden Hassan Rouhani, menyiratkan tidak akan mengarantina kota pusat penyebaran meski tren wabahnya tengah meningkat.

Namun, keberadaan virus yang mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) memutuskan menangguhkan shalat Jumat di Teheran maupun Qom.

Juru bicara kementerian kesehatan, Kianush Jahanpur, meminta publik untuk menghindari "melakukan perjalanan yang tak diperlukan".

Selain itu, kementerian luar negeri mengatakan bahwa 20.000 alat tes dan perlengkapan untuk memeriksa virus itu bakal dikirimkan dari China Jumat (28/2/2020).

Baca juga: Korban Meninggal karena Virus Corona di Iran Bertambah Empat, Total Ada 19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com