Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Dapur Produksi Tofu Deli, Olah Kedelai Tanpa Pengawet

Kompas.com - 22/03/2024, 20:42 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas hidangan suatu restoran tidak hanya bergantung pada proses memasak di dapur, tetapi juga dari bahan mentah yang digunakan.

Hal inilah yang kemudian mendorong salah satu usaha kuliner di Jakarta, Sarirasa Group, untuk tetap mengontrol kualitas makanan mulai dari pengolahan bahan mentah.

"Komitmen kami untuk menawarkan makanan yang memberikan dampak positif bagi kesehatan keseluruhan pelanggan. Kami menegaskan komitmen terhadap kesejahteraan mereka," kata Kepala Pemasaran Sarirasa Group, Lavinia Siswadi, Jumat (22/3/2024).

Maka itu, lanjutnya, Sarirasa hadir tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberi nutrisi bagi tubuh.

Pada Kamis (21/3/2024), Kompas.com berkesempatan berkunjung ke Tofu Deli, dapur produksi bahan mentah yang nantinya akan disalurkan ke setiap gerai Sarirasa Group di Jakarta.

Baca juga:

Proses pembuatan tahu di dapur produksi Tofu Deli, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).Dok. Tofu Deli. Proses pembuatan tahu di dapur produksi Tofu Deli, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).

Menurut penjelasan Operasional Manager Tofu Deli, Tjhin Sidarto, dapur produksi Tofu Deli mulanya berdiri karena melihat tingginya kuantitas kebutuhan tempe dan tahu di restoran Sarirasa Group.

Ditambah, pada saat itu sedang ada kasus beredarnya tahu yang mengandung formalin di pasaran. Guna menjaga kualitas bahan mentah yang digunakan, dibangunlah dapur produksi khusus bernama Tofu Deli pada 2020.

"Pemilik takut pelanggan makan tahu yang pakai formalin, setelah dihitung, sudah bisa bikin (dapur produksi) sendiri, kita tahu kualitasnya seperti apa," kata Darto saat ditemui di Tofu Deli, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).

Baca juga: 3 Tips Simpan Bahan Makanan dari Kacang Kedelai

Olah kedelai non-GMO

Darto mengatakan, kedelai yang diolah di Tofu Deli ialah kedelai non-GMO (genetically modified organism). Sebagai informasi, GMO ialah organisme yang gen-gennya telah diubah dengan teknik rekayasa genetika.

"Kedelai yang digunakan diimpor dari Kanada, produknya bersih, tidak ada campuran apa-apa, dan ukurannya lebih besar dibanding kedelai lokal," kata Darto.

Ia melanjutkan, pada dasarnya kualitas kedelai lokal pun tidak kalah bagus dibanding kedelai impor, walaupun ukurannya relatif lebih kecil.

Menurut Darto, alasan pemilihan kedelai impor karena kedelai impor datang dalam keadaan bersih, sedangkan kedelai lokal datang dalam keadaan tercampur dengan isian lainnya.

"Kalau kedelai lokal kualitasnya tidak kalah bagus, tetapi kekurangannya ada tambahan lain yang ikut masuk, seperti kerikil dan dahan," tuturnya.

Kedelai import Kanada yang digunakan di Tofu Deli, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Kedelai import Kanada yang digunakan di Tofu Deli, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).

Sebelumnya, tambah Darto, kedelai lokal juga sempat digunakan, dan sudah mengajukan komplain terkait isian kedelai yang datang. Namun, kedelai lokal yang datang masih tetap kotor.

"Kita tidak bisa pilih satu-satu isian kedelai, nanti mesinnya rusak (karena tercampur dengan bahan lain). Kalau kedelai luar (impor) bersih, tinggal dicuci, direndam, lalu dimasukkan ke dalam mesin," terangnya.

Darto mengatakan, tidak ada ciri-ciri fisik yang bisa membedakan antara kedelai GMO dan kedelai non-GMO. Perbedaannya baru bisa dilihat pada efek jangka panjang sekitar lima sampai 10 tahun ke depan.

Baca juga: 3 Penyebab Tempe Gagal, Kedelai Masih Kurang Bersih

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com