Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Olahan Kedelai Baik Dikonsumsi, Bukan Cuma Tinggi Protein

Kompas.com - 31/08/2022, 16:05 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang paling banyak dikonsumsi.

Menurut data yang disampaikan Profesor Ahmad Sulaeman, Guru Besar IPB University, orang Asia rata-rata mengonsumsi kedelai sebanyak 20-80 gram per hari.

Jumlah tersebut terbilang banyak bila dibandingkan dengan konsumsi kedelai masyarakat negara barat yang berkisar satu sampai tiga gram per hari. Angka konsumsi kedelai di barat disebut terus bertambah hingga kini.

Ahmad menyampaikan, kelengkapan kandungan gizi kedelai menjadi salah satu penyebab jenis kacang ini banyak dikonsumsi.

"Produk kedelai sangat kaya dengan zat gizi. Belakangan ini terbukti juga sangat kaya dengan komponen lain yang saat ini belum disebut zat gizi, tetapi bermanfaat bagi kesehatan," ujar Ahmad.

Kedelai setidaknya mengandung tinggi protein, asam lemak esensial, serta vitamin dan mineral.

Berbagai nutrisi dalam kedelai mampu menghasilkan sejumlah manfaat kesehatan, di antaranya menjaga kesehatan tulang, menurunkan kolesterol, dan mengurangi risiko kanker payudara.

Baca juga:

Tempe mengandung vitamin B12 

Meski kaya akan nutrisi, bahan makanan nabati seperti kedelai tidak mengandung vitamin B12 yang berfungsi membentuk sel darah merah.

Kabar baiknya, olahan kedelai yang difermentasi dapat membentuk vitamin B12.

"Dengan fermentasi, misalnya dibuat tempe, kandungan vitamin B12nya jadi ada di bahan nabati ini," jelas Ahmad dalam seminar "The 1st Soyfood and Beverages Symposium: The Future of Soyfood and Beverages Business" yang digelar online pada Selasa (30/8/2022).

Kedelai juga rendah metionin atau metionina, salah satu jenis asam amino yang berperan sebagai penyusun protein.

Ahmad menyampaikan, rendahnya kandungan metionin dalam kedelai tidak menjadi masalah besar. Sebab kedelai bisa disantap bersama bahan makanan tinggi metionin untuk menyeimbangkan nutrisinya.

"Nasi rendah lisin, tinggi metionin. Kedelai tinggi lisin, rendah metionin, lengkaplah. Tidak makan daging pun tidak masalah," tuturnya.

Baca juga:

Kedelai layak dijuluki superfood

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan bahwa kedelai layak dijuluki "superfood" karena tak hanya kaya nutrisi, kedelai juga dinilai bisa memenuhi kebutuhan tren masa kini di antara jenis kacang lainnya.

"Orang makan bukan sekadar memenuhi rasa lapar, bukan sekadar memenuhi kebutuhan gizi, tetapi bagaimana sistem imunnya meningkat dan sehat, istilahnya food for medice, food for mood," kata Ahmad.

"Makanya pantas disebut sebagai superfood, ya walaupun kita akui tidak ada satu pun makanan tunggal yang bisa memenuhi semua kebutuhan gizi, kecuali ASI," pungkasnya.

Baca juga:

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com