Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Unagi, Makanan Khas Jepang yang Mirip Belut?

Kompas.com - 12/05/2022, 15:07 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unagi merupakan makanan khas Jepang yang kerap dianggap sama dengan belut. Padahal, i dan belut berbeda.

Dilansir dari The Spruce Eats, unagi adalah sidat air tawar yang berlemak dan memiliki tubuh memanjang.

Tidak seperti belut yang terasa gurih, cita rasa unagi cenderung manis. Aromanya pun tidak amis.

Tekstur berpori unagi membuat makanan ini terasa lembut dan kenyal karena dagingnya menyerap saus sempurna.

Baca juga:

Unagi tidak bisa dimakan mentah

Ilustrasi unagi filet ikan sidat. shutterstock/bonchan Ilustrasi unagi filet ikan sidat.

Bagi pencinta makanan jepang mungkin kamu sadar, tidak ada sashimi unagi. Ini karena mengonsumsi unagi mentah tidak dianjurkan.

Pasalnya, darah unagi mengandung racun yang berpotensi membunuh semua hewan.

Meski begitu, cara mengolah unagi terbilang simpel. Sidat ini dapat dipanggang dengan teflon atau arang.

Unagi biasanya hanya perlu dibumbui dengan sake dan garam, lalu dipanggang selama kurang dari 10 menit.

Setelah matang, unagi bisa dioles menggunakan saus manis yang terbuat dari campuran gula, mirin, kedelai, dan sake.

Unagi juga bisa digoreng selama 8-10 menit atau hingga matang. Namun, sidat ini perlu dibaluri tepung agar lebih renyah.

Beberapa olahan unagi adalah unadon, kabayaki, shirayaki, hitsumabushi, dan unagi sushi.

Baca juga:

Unagi populer di Jepang

Unagi terkenal di Jepang. Orang Jepang biasa menyantap unagi selama musim panas yang jatuh pada pertengahan tahun.

Kandungan unagi berupa beragam vitamin dan asam lemak omega 3 dipercaya mampu meningkatkan stamina selama musim panas.

Saking populernya, ada tradisi bernama Doyo no Ushi no Hi atau hari makan unagi yang ditentukan berdasarkan penanggalan China, seperti dikutip Savor Japan.

ilustrasi unagi suhsi. SHUTTERSTOCK/WhiteYura. ilustrasi unagi suhsi.

Kepopuleran sidat ini juga bisa dilihat dari banyaknya restoran unagi yang sudah berumur puluhan hingga ratusan tahun di Jepang.

Dikutip dari Smithsonian Magazine, orang Jepang setidaknya mengonsumsi sekitar 70 persen tangkapan unagi dari seluruh dunia.

Banyaknya permintaan unagi ini membuat harga sidat di Jepang melambung tinggi, sementara populasinya sempat menurun.

Itu sebabnya, orang Jepang biasanya memilih makan unagi di restoran daripada memasaknya sendiri di rumah karena harga sidat yang mahal.

Baca juga: Mengapa Bulu Babi Jadi Boga Bahari yang Populer di Jepang?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com