Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atlet Olimpiade Tokyo Dilarang Jajan Makanan, Wajib Taati Protokol Makan Ketat

Kompas.com - 23/07/2021, 16:03 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Olimpiade Tokyo yang berlangsung mulai Kamis (23/7/2021) memiliki sejumlah aturan makan ketat berlaki bagi semua pihak yang terlibat.

Aturan makan di Olympic Village (Desa Olimpiade) yang diterapkan saat Olimpiade Tokyo bertujuan untuk menjaga keselamatan para atlet dan ofisial pada masa pandemi Covid-19.

Melansir WFLA, protokol kesehatan berisi daftar hal-hal yang harus dan tidak boleh dilakukan selama makan di ruang makan utama desa olimpiade.

Baca juga: 700 Pilihan Makanan untuk Atlet di Olimpiade Tokyo, Apa Saja?

Peaturan paling dasar adalah wajib menggunakan masker, kecuali saat makan dan pengurangan kapasitas ruang makan.

Selama berada di ruang makan Desa Olimpiade, atlet dan ofisial didorong untuk hanya makan dan segera beranjak dari ruang makan setelah selesai makan.

Jika tidak bertanding pada hari itu, para atlet dan ofisial tim juga harus menyesuaikan jadwal makan mereka untuk menghindari waktu makan yang ramai.

Baca juga: 5 Jenis Dashi, Kaldu Makanan Jepang dari Rumput Laut hingga Ikan Teri

Atlet dan ofisial juga akan diminta untuk mencuci tangan mereka saat memasuki dan keluar dari ruang makan di Desa Olimpiade.

Wastafel dan hand sanitizer di Olimpiade Tokyo. Dok. AFP Wastafel dan hand sanitizer di Olimpiade Tokyo.

Selain membersihkan tangan, para atlet dan ofisial juga diinstruksikan untuk tetap menjaga jarak sejauh satu atau dua meter dari orang yang berada tepat di depan mereka.

Setelah makan, semua pengunjung diwajibkan menggunakan tisu pembersih untuk membersihkan meja dan kursi sebelum pergi.

Baca juga: 2 Cara Masak Nasi Pulen ala Orang Jepang, Bisa Tanpa Rice Cooker

Peraturan lainnya, para atlet dilarang jajan kuliner lokal, berkujung ke restoran, dan bar di luar Desa Olimpiade. 

Oleh karena itu, panitia menyediakan 700 pilihan makanan, 3.000 kursi di kafetaria utama berlantai dua dan 2.000 staf pada jam sibuk untuk memenuhi kebutuhan atlet dan ofisial.

Dikutip dari New York Times, sebelum kedatangan para atlet gelombang pertama, ada sembilan prefektur di Jepang berada di bawah keadaan darurat Covid-19. 

Restoran dan bar diminta untuk membatasi jam dan menangguhkan layanan alkohol untuk mencegah penyebaran Covid-19.

 Baca juga: Resep Bistik ala Jepang, Hambagu yang Bikinnya Mudah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com