Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pendap, Makanan Khas Bengkulu yang Dimasak 8 Jam

Kompas.com - 23/07/2020, 11:11 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Pendap adalah salah satu makanan khas dari Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Rasanya pedas dan gurih.

Dilansir dari situs resmi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sajian ini berupa ikan yang diolah dengan bumbu khusus bersama dengan kelapa parut dan dimasak dalam bungkusan daun talas dan daun pisang.

Proses memasak pendap bisa dibilang cukup lama, yakni sekitar delapan jam hingga ikan benar-benar masak dan bumbu menyerap serta daun talas tak lagi menyebabkan rasa gatal pada kulit.

Kamu bisa menggunakan berbagai jenis ikan untuk diolah jadi pendap, seperti ikan kakap, gemuru, terusan, atau kembung.

Sementara bumbu khusus yang digunakan adalah bawang putih, bawang merah, ketumbar, cabai, lengkuas, jahe, merica, kencur, garam, dan penyedap.

Bumbu khusus tersebut dihaluskan dan dicampur merata dengan parutan kelapa muda. Sebagian bumbu ditumis dan dicampur dengan santan lalu dimasak hingga matang.

Sebagian bumbu yang tidak ditumis dilumuri merata pada ikan. Kemudian ikan dibungkus dengan daun talas, dan bagian luarnya dibungkus lagi dengan daun pisang dan diikat daun pandan.

Ikan beserta bumbu kemudian direbus selama delapan jam hingga matang. Setelah masak, ikan diangkat lalu dimasukkan ke dalam santan yang telah dipanaskan dan dicampur dengan asam kandis.

Pendap cocok dijadikan lauk makan nasi yang bisa meningkatkan selera makan. Makanan khas Bengkulu ini juga populer dijadikan oleh-oleh wisatawan.

Pendap sering dinikmati sebagai lauk dalam sesi makan keluarga. Sementara itu pada masa lalu pendap sering disajikan pada upacara adat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com