Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang Bali Lebih Suka Bumbu Rajang Dibanding Ulek?

Kompas.com - 07/07/2020, 19:19 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Masakan Bali salah satunya khas dengan bumbunya yang kompleks dan bercita rasa kuat. Ternyata ada cara khusus yang suka dilakukan masyarakat Bali untuk membuat masakannya jadi punya rasa dan aroma kuat.

Masyarakat Bali cenderung suka merajang bumbu bukannya menghaluskannya dengan ulekan atau blender.

Baca juga: Sama-sama dari Bali, Apa Bedanya Base Genep dan Base Rajang?

“Kalau di Bali kebanyakan orang Bali tradisional itu dirajang kayak dia bikin babi guling kan bumbunya dirajang. Dirajang itu untuk menggali rasa dan aroma,” kata Chef Wayan Dana dari InterContinental Resort Bali ketika dihubungi Kompas.com, Senin (6/7/2020).

Chef Dana pada Jumat (3/7/2020) di sesi #MasakdiRumahAja dalam Live Instagram @kompas.travel mendemonstrasikan cara memasak Nyat Nyat Barramundi Bumbu Rajang.

Baca juga: Resep Nyat Nyat Barramundi Bumbu Rajang Khas Bali, Mudah Dibikin

Rasa dan aroma yang kuat dari bumbu rajang ini disebabkan karena bentuk bumbunya bisa dibilang masih cukup utuh dan tidak terlalu hancur jika dibandingkan dengan bumbu yang langsung dihaluskan begitu saja.

Ilustrasi rempah-rempah Indonesia. SHUTTERSTOCK/READNEO Ilustrasi rempah-rempah Indonesia.

Bumbu yang dihaluskan dengan ulekan atau blender akan mengeluarkan air. Air tersebut yang kemudian akan mengurangi kekuatan rasa dan aroma dari bumbu itu sendiri.

“Bumbunya masih utuh (kalau dirajang), kalau diblender atau diulek itu bumbunya akan mengeluarkan air. Kalau dirajang bumbunya tidak akan berair,” terang Chef Dana.

“Makanya bumbu rajang akan punya aromatik yang lebih kencang daripada bumbu yang ditumbuk. Apalagi kalau kita tumis dengan lengis tandusan (minyak kelapa khas Bali) itu nanti rasanya akan begitu strong,” sambung dia.

Bumbu rajang ini biasa digunakan untuk hampir semua jenis masakan. Mulai dari nyat nyat, babi guling, serta ayam dan bebek betutu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com