Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jimmy  Hitipeuw
Pengajar dan Mantan Wartawan

Pengajar di beberapa universitas dan lembaga bahasa

Kegagalan Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah dan Perguruan Tinggi Indonesia

Kompas.com - 04/04/2024, 10:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEMAMPUAN berbahasa Inggris masyarakat Indonesia terbilang masih rendah sebagai dampak dari ketimpangan akses pembelajaran dan kesenjangan kualitas pengajaran yang ditemukan di berbagai daerah.

Laporan indeks kecakapan bahasa Inggris yang dirilis Education First (EF) dalam 2 tahun terakhir, dari tahun 2022 hingga 2023, menunjukkan penduduk Indonesia di wilayah Jawa terlihat lebih baik kecakapan bahasa Inggrisnya ketimbang mereka yang menetap di luar pulau Jawa.

Survei dari lembaga pendidikan global terkemuka ini diadakan terhadap lebih dari 2 juta peserta tes di lebih dari 100 negara untuk mengetahui secara mendalam tingkat kemahiran bahasa Inggris di seluruh dunia.

Data Indeks Kemahiran Bahasa Inggris EF 2023 (EF EPI 2023) menyebutkan Indonesia berada di peringkat 79 dari 113 negara dengan tingkat kemahiran bahasa Inggris yang masih berada di kategori rendah.

Dari data diketahui pulau Jawa adalah wilayah dengan kemahiran bahasa Inggris tertinggi. Tingkat kecakapan bahasa Inggris tertinggi di Surabaya, kemudian di Jakarta. Sementara tingkat kemahiran bahasa Inggris terendah terdapat di Papua.

Dari indeks kecakapan bahasa Inggris yang dirilis EF tiap tahun ini diketahui terdapat kesenjangan generasi dalam kemahiran berbahasa Inggris di Indonesia.

Kecakapan berbahasa Inggris disebutkan terdapat di kisaran usia 26-30 tahun dan seterusnya. Pelajar yang duduk di usia sekolah jenjang SMA hingga kuliah diketahui kemahiran berbahasa Inggrisnya masih di bawah kemahiran mereka yang sudah bergabung di dunia kerja.

Masyarakat di wilayah perkotaan memiliki kecakapan berbahasa Inggris lebih baik.

”Di kota lebih banyak kesempatan kerja sehingga kebutuhan berbahasa Inggris pun meningkat,” kata EF Head of Academic Affairs David Bish, seperti dikutip oleh harian Kompas.

Kenyataan ini di antaranya adalah karena adanya fakta kesadaran di kalangan pencari kerja dan profesional bahwa kemahiran berbahasa Inggris membuka kesempatan lebih besar dalam meningkatkan keterampilan dan jejaring lebih luas.

Sementara kesadaran ini masih rendah apabila dibandingkan dengan mereka yang berada di usia sekolah karena belum melihat langsung dampak bahasa asing terhadap kesuksesan di masa depan.

David Bish menerangkan penguasaan bahasa Inggris yang baik berdampak signifikan di dunia kerja. Daya saing ekonomi, pembangunan sosial, dan inovasi suatu negara juga tinggi, selain pendapatan negara.

Permasalahan dalam proses pembelajaran

Penulis dengan berbekal pengalaman mengajar bahasa Inggris di sekolah dan mata kuliah umum bahasa Inggris di universitas, melihat kegagalan penguasaan bahasa Inggris di kalangan pelajar tidak semata-mata karena kurang tumbuhnya kesadaran akan pentingnya peran bahasa asing bagi kesuksesan masa depan mereka.

Kenyataan yang ditemukan penulis dan beberapa kolega di lapangan menunjukkan fakta, baik guru dan siswa masih menghadapi banyak masalah dalam proses pembelajaran.

Indikasi ini terlihat pada sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, hasil belajar siswa, dan partisipasi dalam kegiatan kelompok maupun individu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com