Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM: Bangun Jembatan Kaca Harus Perhatikan 3 Hal Ini

Kompas.com - 25/11/2023, 15:00 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, jembatan kaca di The Geong Banyumas Jawa Tengah pecah hingga menyebabkan satu orang wisatawan tewas.

Untuk itu, pihak pengelola harus memperhatikan beberapa hal jika ingin membangun jembatan kaca. Tentu harapannya agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.

Jadi, jembatan kaca yang bisa dijadikan ikon wisata nantinya bisa aman untuk dikunjungi masyarakat.

Terkait hal itu, dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ir. Andi Syaiful Amal, MT., IPM., ASEAN Eng., memberikan penjelasannya.

Baca juga: Dosen UMM: Ini Penyebab Anak Muda Suka Pinjol

Menurutnya, untuk menganalisis supaya kejadian serupa tidak terulang lagi ke depannya, maka ada tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam membangun jembatan kaca.

"Paling tidak, ada tiga hal fundamental ini yang harus diperhatikan, yaitu konstruksi, struktur, serta bahan atau materialnya. Apalagi jika pembangunannya dilakukan di lokasi yang cenderung ekstrem," ujarnya dilansir dari laman UMM, Kamis (23/11/2023).

Dijelaskan, struktur jembatan harus melalui perhitungan yang matang, mulai dari bagaimana pemuaian dan penyusutannya. Baik ketika terkena terik panas matahari maupun hujan dengan suhu udara yang dingin.

Jika tidak dipertimbangkan dengan baik, tak menutup kemungkinan jembatan akan sangat mudah mengalami keretakan, atau bahkan pecah dan mengancam keselamatan pengunjung.

"Logika sederhana saja, kaca itu salah satu bahan yang rentan mengalami keretakan, jadi kalau tidak diperhitungkan bagaimana situasinya saat ada perubahan suhu yang beragam dalam jangka waktu lama, akan sangat berbahaya. Sekalipun jembatan ini merupakan jembatan penyebrang orang (JPO)," jelas dia.

Lebih lanjut, Andi mengatakan, jembatan kaca idealnya memiliki tingkat ketebalan kaca 1,5 centimeter.

Selain itu perlu memperhatikan beban jembatan yang fluktuatif, tingkat keramaian dan berat badan pengunjung, serta pergantian cuaca antara panas dan dingin. Jika terjadi secara terus menerus menyebabkan kaca akan mudah retak.

Andi juga menjelaskan mengenai pentingnya melakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui kondisi terkini dari jembatan kaca itu sendiri. Atau harus ada standarisasi terkait kondisi jembatan.

Misalnya dari aspek konstruksinya, apakah ada kaca yang bergeser atau tidak pas, kemudian apakah ada keretakan, apakah bautnya ada yang longgar, dan segala hal yang berkaitan dengan konstruksi.

Baca juga: Dosen FK UMM Beberkan Tentang Down Syndrome, Orangtua Perlu Paham

"Semua yang berkaitan dengan struktur, maupun material harus dijaga dan dievaluasi secara berkala sehingga dapat bertahan dan menjadi destinasi wisata yang benar-benar aman bagi masyarakat," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com