Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM: Ada 4 Faktor Anak Muda Memutuskan Mengakhiri Hidup

Kompas.com - 28/10/2023, 08:07 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini banyak kasus anak muda yang memilih mengakhiri hidupnya sendiri.

Ada berbagai alasan mengapa mereka memilih untuk menyerah. Bisa saja menghadapi jalan buntu, kegagalan yang sudah tidak mungkin ditemukan jalan keluarnya, hingga hilangnya kepercayaan pada diri sendiri.

Dosen Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Hudaniah, menyebut banyak motif seseorang memilih untuk bunuh diri itu sangat beragam dan tidak bisa ditebak.

“Sejauh ini, tidak ada psikolog yang membocorkan permasalahan yang diceritakan kliennya. Tapi menurut penelitian, ada empat hal yang menjadi permasalahan utama,” katanya dilansir dari rilis UMM.

Baca juga: Dosen UMM: Cacingan Bikin Anak Tidak Cerdas

Empat faktor anak muda memilih bunuh diri, mencakup permasalahan interpersonal, intrapersonal, keluarga, dan pendidikan.

Permasalahan intrapersonal menjadi kasus yang paling banyak dialami oleh remaja. Menurut penelitian, sekitar 30 persen remaja mengalami permasalahan jenis ini.

Intrapersonal berhubungan dengan jati dirinya sendiri, apa yang dipikirkan, nilai evaluasi diri, harga diri, dan bagaimana dia mengatasi konflik di dirinya. Sementara interpersonal berhubungan dengan penerimaan informasi antar dua orang atau lebih seperti hubungan pertemanan, keluarga, dan lain-lain.

Media sosial menjadi salah satu hal yang dapat memperkeruh keadaan. Jika merujuk pada penelitian yang disebutkan oleh dosen psikologi itu, penggunaan media sosial memiliki dampak bagi kesehatan mental.

“Seringnya, saat kita terpuruk, kita cenderung akan mencari informasi yang relevan dengan kondisi kita saat itu. Artinya saat sedang bersedih, kita mencari informasi yang sesuai dengan kesedihan atau biasa kita sebut dengan kegalauan,” jelasnya.

Tak hanya itu, trauma masa lalu dan ketakutan akan masa depan juga dapat menjadi cikal bakal menyerahnya seseorang.

Hudaniah menegaskan bahwa masa lalu tidak akan bisa diulangi kembali. Maka, manusia harus bisa memahaminya dan mencari cara untuk memperbaikinya di masa depan dengan evaluasi diri, melakukan pendekatan, dan berusaha agar hal tersebut tidak terulang kembali.

Baca juga: Dosen UMM Bagikan Tips Mengatasi Burnout dan Kebosanan

Orang yang sedang dalam masalah tentunya membutuhkan kepekaan orang di sekitarnya. Dibutuhkan sensivitas tinggi dari orang-orang terdekatnya untuk mengetahui apa yang sedang ia alami. Karena bisa jadi, orang yang terlihat bahagia di depan itu tengah mengalami masalah besar.

Ia mengatakan, mereka yang mengalami masalah biasanya ada perubahan dari sikapnya. Bisa dilihat dari cara berpakaian, produktivitas, atau yang lainnya.

Maka sebagai orang terdekat, salah satu pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah menjadi pendengar yang baik bagi mereka yang membutuhkan. Begitupun dengan memberikan dukungan, baik moral maupun materiil ke mereka.

“Merasa capek itu boleh, tapi jangan berhenti di capeknya. Harus bisa menjadi lebih kuat. Memberi kekuatan bagi mereka yang akan menyerah. Perlu ada peningkatan kepekaan sosial. Jika kita saling menguatkan, Insyaallah kita bisa saling bantu mengatasi masalah,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com