Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabun Tangan Inovasi Mahasiswa UMM dari Bahan Daun Jambu Air

Kompas.com - 04/08/2023, 14:29 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ternyata, Kota Malang menduduki urutan ke-11 sebagai daerah penghasil buah jambu air terbanyak di Indonesia.

Hal itu berdasarkan data Badan Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) 2023. Tetapi, sampai saat ini hanya hadiahnya saja yang dimanfaatkan.

Padahal, ada potensi lain yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan untuk jadi produk bernilai dari jambu air tersebut.

Terkait hal itu, Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat inovasi dengan mengembangkan Paper Soap Antiseptic dari Ekstrak Daun Jambu Air.

Baca juga: Cegah Jerawat, Mahasiswa UNY Inovasi Face Mist dari Belimbing Wuluh

Dilansir dari laman UMM, Kamis (3/8/2023), sabun ini dinilai praktis untuk dibawa kemana-mana dan tidak khawatir tumpah saat diletakkan di dalam tas.

Inovasi ini juga mempertimbangkan kebiasaan masyarakat yang masih mengesampingkan pentingnya mencuci tangan.

Padahal tangan adalah perantara yang vital dan berpotensi besar memasukkan bakteri dan virus ke dalam tubuh, jika tangan kotor atau tidak cuci tangan.

Menurut ketua tim, Aisyiah Apriliano, dalam daun jambu terdapat senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, fenolik, dan tanin.

Salah satu senyawa yang memiliki manfaat sebagai pembersih atau antiseptik yaitu senyawa saponin.

Selain itu, pada konsentrasi 20 persen daun jambu air dapat membunuh bakteri staphylococcus aureus dikarenakan adanya enzim lisozim. Lisozim sendiri ialah enzim hidrolisis yang berfungsi sebagai antimikroba.

Baca juga: Polines Inovasi Sistem Monitoring dan EWS Tanah Longsor

Ia juga menjelaskan, bahwa sabun yang dikembangkan memiliki segudang manfaat bagi kulit. Tidak hanya membersihkan tangan, tapi juga dapat melembabkan serta mencerahkan kulit.

"Produk ini tidak hanya menggunakan ekstrak daun jambu air saja, namun juga terdapat minyak zaitun yang menjadi bahan campuran sekaligus menambah manfaat yang diberikan," jelasnya.

Keunggulan lain dari sabun ini ialah bentuknya yang tipis dan bisa dikatakan sebagai paper soap. Selain itu juga tidak memberikan dampak buruk pada lingkungan, mengingat bahan-bahan yang digunakan berasal dari alam.

Untuk pembuatan sabun tentu tak lepas dari bahan texapon yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS). Bahan ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

"Maka dari itu, pada pembuatan sabun ini, kami hanya menggunakan konsentrasi kadar rendah sehingga tidak banyak berdampak buruk. Sekaligus untuk memaksimalkan manfaat dari kandungan ekstrak daun jambu air tersebut," terang dia.

Baca juga: Polines Inovasi Aplikasi Digital bagi Warga Desa Kaligentong

Maka dari itu, mahasiswi jurusan farmasi ini berharap pada para pelaku industri dan inovator lain untuk lebih melirik produk berbahan dasar alami sebagai bahan utama.

Dengan begitu, angka penggunaan senyawa berbahaya dapat dikurangi dan tidak berdampak buruk pada bumi termasuk pada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com