Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polines Inovasi Sistem Monitoring dan EWS Tanah Longsor

Kompas.com - 30/07/2023, 17:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Guna mendukung rencana nasional penanggulangan bencana, Politeknik Negeri Semarang (Polines) membuat inovasi Sistem Monitoring dan Early Warning System (EWS) tanah longsor.

Adapun inovasi tersebut berkolaborasi dengan mitra industri. Hal ini juga untuk mengoptimalkan berbagai inovasi yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

Tentunya, melalui program Matching Fund tahun 2022, Polines berhasil mengembangkan inovasi yang tidak hanya memperkaya keilmuan saja, tetapi juga berdampak besar bagi masyarakat dan pemerintah.

Dampak tersebut utamanya dalam membangun sistem manajemen penanggulangan bencana alam, khususnya bencana tanah longsor.

Baca juga: Mahasiswa Unila Inovasi Alat Monitoring Kualitas Udara

Dilansir dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi, Minggu (30/7/2023), inovasi ini dipilih lantaran sebagai negara tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi, Indonesia menjadi salah satu negara dengan ancaman bencana hidrometeorologis yang cukup tinggi.

Salah satunya adalah bencana tanah longsor. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), longsor kerap menjadi bencana paling mematikan di Indonesia. Sepanjang 2022, setidaknya 7 kejadian tanah longsor setiap bulannya.

Ketua Program Matching Fund Polines, Prof. Muhammad Mukhlisin mengatakan, ide pengembangan Sistem Monitoring dan Early Warning System (EWS) Tanah Longsor dilatarbelakangi oleh kondisi topografi yang ada di Indonesia.

Khususnya yang ada di pulau Jawa, baik Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur yang sering terjadi bencana tanah longsor.

"Dengan intensitas hujan 3.000 milimeter per tahun, maka potensi untuk terjadinya longsor di daerah perbukitan, khususnya yang terjadi di Jawa Tengah sangat mudah terjadi," terang Prof. Muhammad Mukhlisin.

Untuk itulah penelitian dan pengembangan alat Sistem Monitoring dan EWS menjadi sangat penting. Terutama dalam mengembangkan sistem teknologi yang dapat mendeteksi dan kemudian melakukan monitoring proses terjadinya tanah longsor, khususnya pada daerah-daerah yang rawan longsor tersebut.

Adapun produk inovasi ini didesain kompleks sesuai dengan parameter yang dikaitkan sebagai faktor terjadinya longsor.

Produk ini terdiri atas hardware berupa 5 alat sensor, yakni sensor curah hujan, pergerakan tanah, tekanan air tanah, level air tanah, dan sensor kelembaban tanah. Sensor-sensor tersebut terintegrasi dengan website monitoring www.ewspolines.com.

"Jadi, dalam sistem ini kita men-develop lima sensor yang akan kita gunakan untuk monitoring daerah rawan longsor," jelasnya.

Baca juga: Dosen Unair Inovasi Alat bagi Pengguna Laptop, Cegah Mata Lelah

Ia berharap, pengembangan produk ini dapat melengkapi teknologi mitigasi bencana longsor yang efektif, terpadu, dan accessible.

Selain itu, pengembangan produk ini merupakan bentuk dukungan Polines dalam membantu pemerintah untuk realisasi program Rencana Nasional Penanggulangan Bencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com