Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkar Budaya Feodalisme Pendidikan, GSM Hadirkan Program MPLS Menyenangkan

Kompas.com - 12/07/2023, 18:36 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal menegaskan, budaya feodalistik dalam pendidikan Indonesia harus dibongkar agar pendidikan tidak bertugas sekadar menyiapkan dunia kerja.

Ia menegaskan, ekses negatif ini kemudian muncul dalam berbagai bentuk, termasuk berbagai kasus bullying atau kekerasan dalam orientasi siswa/mahasiswa baru.

"Ketika orientasi pendidikan kita (hanya) menyiapkan tenaga kerja bagi pasar, justru ini melanggengkan (budaya feodalistik) tanpa disadari. Seolah-olah murid kita tambah pintar, kurikulum dan materi tambah banyak, tetapi kita tidak bertambah sadar, dan kritis," jelasnya.

Rizal menambahkan, "kalau ini tidak dibongkar besar-besaran, kita akan mengalami ini (kasus bullying, kekerasan di dunia pendidikan)terus menerus. Ini hanya ekses-ekses negatifnya saja. Justru yang berbahaya adalah masih bersemayamnya budaya feodalistik dan kebutuhan pasar dalam otak dan pemikiran kita."

"Mari kita kembalikan nilai-nilai kemanusiaan kita melalui dunia pendidikan yang baru agar kita tidak tertinggal dan digantikan teknologi," ujarnya.

Pernyataan Rizal ini disampaikan dalam konferensi pers (12/7/2023) berbagi praktik baik masa perkenalan lingkungan sekolah (MPLS) bertajuk "MPLS Menyenangkan: Membangun Budaya Meraki di Tahun di Tahun Ajaran Baru".

Kata 'meraki' yang dimaksud adalah melakukan sesuatu dengan jiwa, kreatifitas, dan penuh kecintaan.

Mengutip data OECD pada Peta Jalan Pendidikan Indonesia Tahun 2020-2035, Rizal mengungkapkan, siswa Indonesia mengalami tingkat kekerasan dan perundungan dua kali lipat dibandingkan negara lain, yaitu sebesar 41 persen.

"Dampak kekerasan tersebut menyebabkan siswa merasa sedih, takut, kehilangan motivasi untuk belajar atau membaca, bahkan kecenderungan membolos sekolah," ungkap Rizal.

Hal ini mendorong GSM ingin membangun budaya baru di tahun ajaran baru melalui MPLS Menyenangkan. Hal yang menyenangkan dijadikan dasar untuk menemukan antusiasme dan kecanduan siswa akan dunia sekolah.

Baca juga: Ini Materi dan Jadwal MPLS DKI Jakarta 2023

"MPLS Menyenangkan berfokus pada pendidikan memanusiakan di tahun ajaran baru. Kami berusaha untuk melawan kekerasan dan budaya feodalistik senioritas dan junioritas yang berdampak buruk pada kemampuan adaptasi, kemauan berliterasi, dan growth mindset siswa baru,” jelas Rizal.

Menciptakan budaya baru di sekolah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com