Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bongkar Budaya Feodalisme Pendidikan, GSM Hadirkan Program MPLS Menyenangkan

KOMPAS.com - Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal menegaskan, budaya feodalistik dalam pendidikan Indonesia harus dibongkar agar pendidikan tidak bertugas sekadar menyiapkan dunia kerja.

Ia menegaskan, ekses negatif ini kemudian muncul dalam berbagai bentuk, termasuk berbagai kasus bullying atau kekerasan dalam orientasi siswa/mahasiswa baru.

"Ketika orientasi pendidikan kita (hanya) menyiapkan tenaga kerja bagi pasar, justru ini melanggengkan (budaya feodalistik) tanpa disadari. Seolah-olah murid kita tambah pintar, kurikulum dan materi tambah banyak, tetapi kita tidak bertambah sadar, dan kritis," jelasnya.

Rizal menambahkan, "kalau ini tidak dibongkar besar-besaran, kita akan mengalami ini (kasus bullying, kekerasan di dunia pendidikan)terus menerus. Ini hanya ekses-ekses negatifnya saja. Justru yang berbahaya adalah masih bersemayamnya budaya feodalistik dan kebutuhan pasar dalam otak dan pemikiran kita."

"Mari kita kembalikan nilai-nilai kemanusiaan kita melalui dunia pendidikan yang baru agar kita tidak tertinggal dan digantikan teknologi," ujarnya.

Pernyataan Rizal ini disampaikan dalam konferensi pers (12/7/2023) berbagi praktik baik masa perkenalan lingkungan sekolah (MPLS) bertajuk "MPLS Menyenangkan: Membangun Budaya Meraki di Tahun di Tahun Ajaran Baru".

Kata 'meraki' yang dimaksud adalah melakukan sesuatu dengan jiwa, kreatifitas, dan penuh kecintaan.

Mengutip data OECD pada Peta Jalan Pendidikan Indonesia Tahun 2020-2035, Rizal mengungkapkan, siswa Indonesia mengalami tingkat kekerasan dan perundungan dua kali lipat dibandingkan negara lain, yaitu sebesar 41 persen.

"Dampak kekerasan tersebut menyebabkan siswa merasa sedih, takut, kehilangan motivasi untuk belajar atau membaca, bahkan kecenderungan membolos sekolah," ungkap Rizal.

Hal ini mendorong GSM ingin membangun budaya baru di tahun ajaran baru melalui MPLS Menyenangkan. Hal yang menyenangkan dijadikan dasar untuk menemukan antusiasme dan kecanduan siswa akan dunia sekolah.

"MPLS Menyenangkan berfokus pada pendidikan memanusiakan di tahun ajaran baru. Kami berusaha untuk melawan kekerasan dan budaya feodalistik senioritas dan junioritas yang berdampak buruk pada kemampuan adaptasi, kemauan berliterasi, dan growth mindset siswa baru,” jelas Rizal.

Dalam kesempatan tersebut Rizal menyampaikan, program MPLS Menyenangkan yang digagas GSM diikuti lebih dari 1.300 peserta baik dari komunitas GSM atau non-GSM dengan melibatkan kepala sekolah, guru, pejabat dinas, pengawas, siswa hingga orangtua

“Kami ingin mengganti budaya baru dalam pendidikan dengan budaya meraki, yaitu melakukan sesuatu dengan sepenuh cinta dan jiwa, di mana guru-guru juga dapat menemukan makna meraki di dalam diri mereka," jelasnya.

"MPLS Menyenangkan juga berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar positif bagi guru dan siswa, dengan kegiatan yang membangun perasaan dan pengalaman menyenangkan setiap siswa dalam menemukan passion dan talenta mereka,” lanjut Rizal.

“Hal yang unik adalah MPLS ini juga menjadi sarana bagi guru dari sekolah yang terlibat nantinya untuk berkolaborasi dalam menyiapkan dan menerapkan MPLS Menyenangkan," ujarnya.

Ia menambahkan, "kolaborasi dilakukan secara lintas jenjang dan lintas daerah yang akan menciptakan jejaring ide, jejaring pengalaman, serta praktik agar semakin meluas sehingga, tidak perlu melaksanakan pelatihan khusus untuk guru karena akan berdampak pada kualitas guru secara tidak langsung dengan menyelenggarakan program massal.

"Ini menjadi wadah bagi guru untuk menjadi pelaku utama yang mengajar murid, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan budaya baru sekolah,” jelas Rizal.

Rizal juga menyampaikan, sasaran MPLS ini adalah sekolah pinggiran dan sekolah negeri yang tidak memiliki dana cukup.

"Sehingga, MPLS yang menyenangkan bisa juga terjadi di sekolah-sekolah rakyat dan dirasakan oleh seluruh siswa tanpa terkecuali. Ini menjadi upaya untuk adanya semangat belajar dan semangat interaksi baru untuk seluruh pihak sekolah. Maka MPLS Menyenangkan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kronis di dunia pendidikan,” ujarnya.

Praktik baik MPL Menyenangkan


 

Beberapa praktik baik yang dilakukan dan dapat dijadikan contoh dalam pelaksanaan MPLS Menyenangkan antara lain:

  • Jelajah Sekolah: petualangan menjelajahi sekolah menjadi pengalaman menyenangkan bagi siswa (Yessi Kristiana di SMPN Satu Atap 1 Tewang/Komunitas GSM Katingan, Kalteng)
  • Kostum Mimpi: SMPN 3 Katingan Kuala melaksanakan MPLS pertama. Siswa baru memakai kostum sesuai impian mereka; ada yang petani, guru, dokter, dan lainnya (Saiful Rohman/ Komunitas GSM Katingan, Kalteng).
  • Circle Time: SMK Negeri 3 Bitung melaksanakan kegiatan Asesmen Diagnostik melalui kegiatan Circle Time di mana siswa bersama guru mentor membentuk satu lingkaran kemudian dilanjutkan dengan sharing bersama. Guru bisa mengetahui latar belakang siswa, potensi diri, motivasi masuk SMK, dan harapan setelah lulus SMK.
  • Penyambutan oleh Kakak Kelas: kegiatan tour school dipandu oleh tim MPLS dan Kakak Kelas  (Yayah, SD Kedungkrisik, Cirebon)

Adi Chandra Masri, Kepala Dinas Pendidikan Katingan Kalteng menyampaikan, "Dinas Pendidikan Katingan dan Dewan Guru merasa terpantik dengan kehadiran GSM sehingga satuan pendidikan berusaha menghadirkan MPLS yang menyenangkan."

Hal senada disampaikan Heru Pramono, Guru SMPN 6 Kota Pekalongan, Jawa Tengah. "GSM menginspirasi, strategi-strategi yang digunakan dalam MPLS Menyenangkan membuat anak bisa lebih memahami dan terlibat."

"MPLS yang kami laksanakan berbeda 180 derajat dengan sebelumnya yang banyak diisi penyampaian materi oleh guru. MPLS kali ini siswa lebih banyak terlibat, baik dengan kakak kelas atau guru mengenal konsep-konsep di sekolah," ujar Heru.

Harapannya, lanjut Heru, siswa tidak hanya mengenal sekolah, tetapi juga mengenal dirinya untuk kemudian dapat bersekolah dengan menyenangkan.

Perwakilan siswa, Devina dari SMK Pariwisata Triatma Jaya Badung Bali mengungkapkan, program MPLS Menyenangkan diwujudkan dengan membangun komunikasi yang nyaman antara kakak kelas, guru dan siswa baru.

"Untuk memperkenalkan sekolah, kami menggunakan dengan metode yang dibuat oleh para siswa sendiri," ungkap Devina. 

https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/12/183657471/bongkar-budaya-feodalisme-pendidikan-gsm-hadirkan-program-mpls-menyenangkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke