Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur Eksekutif PSP Universitas Pancasila: Dunia Akui Pidato Pancasila Bung Karno di PBB

Kompas.com - 24/06/2023, 18:36 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Pusat Studi Pancasila (PSP) Universtas Pancasila, Dr. Darmasjah Djumala mengaku dunia akui pidato Pancasila Presiden Ir. Soekarno di PBB sebagai arsip dunia.

"Penetapan UNESCO dan PBB atas pidato Bung Karno tentang Pancasila di PBB pada 1960 sebagai Memory of the World (Arsip Dunia) merupakan pengakuan universalitas nilai-nilai Pancasila," kata dia dalam acara Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Pancasila di Anyer, melansir keterangan resmiinya, Jumat (24/6/2023).

Bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), program pengabdian masyarakat itu diisi dengan serangkaian diskusi dan seminar mengenai Pancasila, hukum dan perundang-undangan, psiko-pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Baca juga: Sekolah Gratis di SMA/SMK Swasta, Cek Syarat PPDB Bersama Jakarta 2023

Acara yang diikuti kalangan pejabat Pemda Banten dan Pemkab Serang serta kalangan akademisi dan mahasisw dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Prof. Dr. Eddy Pratomo dan mendengarkan pengarahan dari Sekretaris Utama BPIP, Dr. Adhianti dan Plt Gubernur Banten Dr. Al Muktabar.

Dalam paparannya yang bertajuk “Internasionalisasi Nilai Pancasila di Era Globalisasi”, Dr. Djumala mengatakan Pancasila tidak saja dikenal oleh bangsa Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat internasional.

Dia mengungkapkan, yang pertama kali menginternasionalkan Pancasila adalah Ir. Soekarno, presiden pertama Indonesia, di Sidang Umum PBB di New York, 30 September 1960.

Melalui pidatonya yang berjudul “To Build the World a New” (Membangun Dunia Kembali), Bung Karno memperkenalkan Pancasila kepada peserta sidang yang datang dari seluruh bagian dunia.

Dalam pidatonya Bung Karno menegaskan Pancasila mengandung nilai yang juga dimiliki juga oleh dua ideologi besar saat itu yang justru sedang berseteru, yaitu Liberal-Kapitalis dan Sosialis-Komunis.

"Oleh karena itulah, Pancasila itu mengandung nilai-nilai universal, sehingga bisa mempertemukan dua arus besar ideologi dunia," kata dia.

Dalam konteks ini, Dr. Djumala, yang saat ini juga menjabat sebagai Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri mengatakan Pancasila secara nilai adalah ideologi perdamaian.

Lanjut dia mengungkapkan, bukan suatu kebetulan jika UNESCO dan PBB berbulat hati memutuskan pidato Pancasila Bung Karno itu sebagai Arsip Dunia.

Tentu, kata dia, PBB mempertimbangkan relevansi dan universalitas nilai Pancasila dengan suasana kebatinan dunia saat ini.

Baca juga: Kemenag Akan Cabut Izin Ponpes Al-Zaytun jika Ada Pelanggaran Berat

Ketika dunia masih dilanda konflik berlatar etnik, suku, ras, budaya dan agama, nilai Pancasila menunjukkan relevansi dan aktualitasnya.

Dikatakan oleh Bung Karno, ideologi yang dibawa oleh kedua super power justru menjerumuskan dunia dalam kecamuk perang.

Pancasila justru membawa pesan perdamaian, karena Pancasila adalah ideologi perdamaian yang terefleksi dalam sila-silanya.

Menurut Dr. Djumala, dengan statusnya sebagai Arsip Dunia, pidato Pancasila Bung Karno akan sering digunakan oleh para pemikir dan akademisi untuk menggunakannya sebagai referensi.

Baca juga: Kemenag Bantah Beri Bantuan ke Ponpes Al-Zaytun, tetapi Itu Dana BOS

"Dalam perspektif kebijakan luar negeri, status sebagai Arsip Dunia itu bisa dimanfaatkan oleh para diplomat Indonesia sebagai tools of diplomacy, terutama dalam memfasilitasi negara-negara yang dilanda konflik berlatar suku, etnik, ras dan agama," tutup Dr. Djumala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com