Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andaru Psikologi Untar
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Kolom bincang masalah mahasiswa bersama Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

Andaru memiliki makna yang sarat akan kebahagiaan. Kolom ini mengajak pembaca membahas masalah seputar kehidupan mahasiswa, baik terkait akademik maupun non-akademik.

Bagi pembaca yang ingin berkonsultasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Pusat Bimbingan & Konsultasi Psikologi (PBKP) Untar melalui kontak: 081292926276, email layanan: konsul.psikologi@untar.ac.id

Fakultas Psikologi Untar memiliki program sarjana, magister, dan profesi.

Lokasi: Jl. Letjen S. Parman No.1, Jakarta Barat. Website: http://untar.ac.id

4 Faktor yang Buat Anak Jadi Pencuri

Kompas.com - 20/11/2022, 19:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Dian Ihsan

Oleh: Dr. Naomi Soetikno, M.Pd., Psikolog (Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara) | Felita Oktaviani (Mahasiswa Psikologi Profesi Jenjang Magister, Universitas Tarumanagara)

KOMPAS.com - Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang dapat berkembang dan berperilaku baik. Namun demikian, tidak jarang seorang anak melakukan perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial, di mana salah satunya adalah perilaku mencuri.

Menurut data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2021), kejahatan pencurian merupakan jenis kejahatan yang banyak terjadi di Indonesia, yaitu sekitar 11 persen, 42-73 persen, dan 76 persen dari total desa/kelurahan di masing-masing provinsi pada tahun 2018.

Total kasus pencurian yang terjadi di Indonesia pada tahun 2018 adalah sebanyak 37.778 kasus.

Baca juga: 8 Fosil Manusia Purba dari Indonesia dan Nama Penemunya

Oleh karena itu, perilaku mencuri pada anak perlu ditangani sedini mungkin, sehingga tidak berkembang menjadi masalah yang lebih besar hingga terjerat hukum.

Namun, sebelum menangani perilaku mencuri, penting juga untuk mengetahui berbagai faktor yang dapat menyebabkan seorang anak untuk melakukan pencurian.

Setidaknya terdapat 4 faktor penyebab anak melakukan pencurian.

1. Tingkat sosial ekonomi

Ketika seorang anak berada pada keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah, anak memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan perbuatan kriminal, termasuk perilaku mencuri (Prayetno, 2013).

Hal ini dapat terjadi karena keluarga mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan hal-hal materi lainnya, sehingga anak berusaha untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkannya dengan cara mencuri uang atau benda milik orang lain.

Tingkat sosial ekonomi yang rendah juga berkaitan dengan adanya kecemburuan sosial atau rasa iri hati yang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya pencurian (Prayetno, 2013).

Baca juga: Pemda Minim Ajukan Formasi ASN PPPK 2022

Ketika seorang anak memiliki rasa iri hati terhadap orang lain, maka dia memiliki potensi untuk melakukan pencurian.

Misalnya, ketika anak melihat seorang temannya yang memiliki uang jajan yang lebih banyak, atau barang-barang yang dianggap lebih bagus, anak dapat memiliki rasa iri hati hingga memiliki keinginan untuk mengambil uang atau barang tersebut.

2. Pola asuh

Keluarga berperan dalam penanaman nilai-nilai moral dan norma sosial pada anak. Di mana hal tersebut merupakan hal penting yang perlu dimiliki oleh anak (Astuti, 2011).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com