Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"The Eurasia International Course VII UNJ" Hadirkan Guru Besar UGM

Kompas.com - 13/10/2022, 16:22 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (FIS UNJ) menggelar The Eurasia International Course yang sudah memasuki pertemuan ketujuh pada Kamis, 13 Oktober 2022 secara hibrid di Kampus A UNJ dan disiarkan secara streaming melalui Zoom dan Youtube FIS UNJ Official.

The Eurasia International Course merupakan program International Guest Lecturer Series yang merupakan hasil kerja sama UNJ dan The Eurasia Foundation (from Asia),

Kegiatan diikuti 42 mahasiswa yang hadir daring dan 170 mahasiswa hadir luring, dosen serta masyarakat umum, baik di UNJ maupun di luar UNJ.

Pada pertemuan ketujuh ini, FIS UNJ dengan bangga menghadirkan narasumber Prof. Bambang Purwanto dari Universitas Gadjah Mada dengan mengangkat tema “The Nationalism and Multiculuralism in Asia: A Historical Perpective”.

Melalui pemaparan daringnya, Prof. Bambang Purwanto menyampaikan, negara-negara di Asia Tenggara, baik Indonesia, Malaysia, dan Singapura memiliki kemajemukan yang terlihat dari adanya berbagai ras, etnik, agama dan memiliki kenyataan multikulturalime masing-masing.

Indonesia, Malaysia dan Singapura memiliki benang merah yang sama dalam setiap konflik, dan ketegangan yang terjadi karena nilai-nilai dasar yang menjadi identitas ras, etnis, dan agama yang tidak bisa dikompromikan.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Bahaya Gas Air Mata Bisa Erosi Kornea hingga Buta

Pada pertemuan ketujuh ini, Rakhmat Hidayat, Koordinator Pelaksana kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Bambang Purwanto.

"Dengan mengundang Prof. Bambang Purwanto, perkuliahan ini diharapkan dapat memberikan gambaran multikulturalisme dari cerita-cerita yang tercatat dalam sejarah," ungkap Rakhmat Hidayat.

Sementara itu Prof. Sarkadi selaku Dekan FIS UNJ juga menyampaikan, Prof. Bambang sebagai pembicara di sesi ketujuh ini memberikan insight baru mengenai multikulturalisme dari Indonesia dan negara-negara tetangga lain di Asia Tenggara.

"Pertemuan ini juga memberikan cara pandang baru dalam memahami fenomena sosial dilihat dari sejarah panjang yang terjadi sebelumnya," ucap Prof. Sarkadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com