SALAH satu poin yang menunjang keberhasilan mengajar seorang guru adalah gaya komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif seorang guru dalam menyampaikan pesan kepada muridnya berarti apa yang ditransfer sama dengan apa yang diterima.
Korelasi yang tepat dalam penyampaian pesan itu tentunya dapat menghindari miscommunication, misunderstand, dan misinterpretation. Ketika komunikasi terbangun dengan baik, keselarasan ide dan tujuan bersama dapat tercapai sehingga mampu mewujudkan proses belajar yang efektif dan sinergis.
Banyak hal yang memengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru di kelas, seperti kecakapan dalam pemahaman materi ajar yang mau disampaikan, penguasaan kelas, kondisi fisik ruangan, ketersediaan media serta alat bantu mengajar, kesiapan siswa, dan berbagai faktor pendukung lainnya.
Baca juga: Ciri-ciri Komunikasi Efektif
Di antara berbagai faktor tersebut, penguasaan komunikasi yang efektif juga tentunya sangat memengaruhi keberhasilan mengajar. Bahkan dalam beberapa riset yang dilakukan para ahli, gaya komunikasi yang efektif itu memiliki tempat teratas dari sekian faktor yang mendukung lainnya.
Kenapa demikian? Karena poin “komunikasi” bersifat langsung antara seorang guru dan siswanya, serta nantinya punya kaitan erat dengan pengondisian kelas, baik tertuju secara pribadi ke siswanya, maupun kepada semua siswa secara menyeluruh yang terlibat di dalam kelas tersebut.
Dalam aspek pemahaman psikologi pun, komunikasi menjadi tolak ukur dalam mengaplikasikan pendekatan psikologi yang sahih nantinya.
Komunikasi dalam pemakaiannya tidak akan terlepas dari yang namanya penerapan bahasa. Merujuk pada hal tersebut, Anderson (1999) mengungkapkan, bahasa terbagi pada dua kriteria, yaitu bahasa verbal dan bahasa non-verbal.
Bahasa verbal bisa berupa pemakaian kata dalam kalimat yang terujar dari mulut si pembicara dan didengar oleh telinga si penerima.
Sementara bahasa non-verbal dapat tergambar dari bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan (action), dan obyek (object).
Dalam korelasinya dengan proses belajar dan mengajar, adakalanya bahasa verbal memiliki porsi yang lebih rendah dari bahasa non-verbal, begitu juga sebaliknya.
Namun yang terpenting dalam sebuah penerapan komunikasi efektif dalam pengajaran, bahasa yang digunakan guru diharapkan mampu diterima dengan baik oleh muridnya, entah itu bahasa verbal maupun bahasa non-verbal.
Dari beberapa temuan di lapangan, ada beberapa kasus di mana guru yang cakap dalam penguasaan materi ajar, lengkap dengan media pembelajaran, siap dengan semua administrasi pembelajaran, tetapi dalam berkomunikasi atau mentransfer pesan belum mampu menampilkan gaya komunikasi yang baik.
Baca juga: Apa Saja Jenis Komunikasi Nonverbal?
Entah terbentur bahasa verbal yang digunakan ataupun dari bahasa non-verbal. Kesalahan yang kerap terjadi dalam penggunaan bahasa verbal di antaranya adalah pemilihan diksi, sapaan, keakuratan kalimat, serta tekanan suara dan intonasi yang dipakai.
Bahasa verbal terhadap siswa yang masih di sekolah dasar tentunya berbeda dengan siswa di tingkat sekolah lanjut (SLTP dan SMA).
Pemahaman psikologi perkembangan terhadap siswa di sekolah dasar dengan tingkatan sekolah di atasnya pun berbeda.