Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pandemi? Epidemiolog UGM: Covid Bukan Lagi Ancaman Utama

Kompas.com - 20/09/2022, 12:22 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber UGM

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyampaikan bahwa dunia saat ini berada pada posisi terbaik dalam penanganan Covid-19.

Direktur Jenderal (Dirjen) WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan akhir pandemi sudah terlihat. Meski demikian, ia menegaskan hingga kini Covid-19 belum selesai.

Menanggapi hal itu, epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D., mengatakan bahwa akhir dari pandemi itu bisa diartikan sebagai pandemi Covid-19 sudah tidak lagi jadi perhatian utama oleh banyak pihak.

Baca juga: Daftar Kampus di Indonesia dengan Website dan Medsos Terbaik, UI dan UGM Bersaing

Sebab, Covid pada kenyataan masih tetap ada dan transmisinya masih terjadi secara global, sehingga akan tetap berlangsung.

"Tidak berarti pandemi itu berakhir kemudian Covid tidak ada sama sekali dan tidak ada penularan," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Selasa (20/9/20220.

Virus tetap ada

Akan tetapi menurut dia, Covid tetap ada dan masyarakat akan hidup berdampingan dengan virusnya.

Sebab, sebuah penyakit penularannya tetap ada dan bakal terjadi secara global. Namun tingkat keparahan penyakit sudah sangat jauh berkurang.

Dengan kondisi tersebut kemudian bisa dibilang pandemi sudah tidak lagi menjadi masalah kesehatan di masyarakat.

Atau pandemi sudah tidak lagi menjadi prioritas kesehatan di masyarakat, serta tidak dianggap sebagai ancaman kesehatan masyarakat yang prioritas meski masih ada.

Baca juga: Mahasiswa UGM Inovasi Tongkat Pintar bagi Tunanetra dan Lansia

"Jadi, bukan ancaman yang prioritas lagi, tetap ada penyakitnya dan masih bersirkulasi. Dari waktu ke waktu mungkin nanti juga akan ada semacam tahap-tahap yang seperti kemarin. Akan ada kenaikan kasus dan sebagainya," jelasnya.

Bukan lagi ancaman kesehatan masyarakat

Riris menyebut bahwa omicron relatif menurun. Di saat di Eropa dan Amerika masih cukup tinggi tetapi setelah omicron selesai efek-efeknya lebih ringan dan sebagainya.

Pelonggaran-pelonggaran juga dilakukan setelah penyakit ini tidak lagi dianggap sebagai ancaman kesehatan masyarakat.

Tentu, kondisi sudah mengarah jika terjadi penularan maka sebagian besar penyakit yang muncul atau infeksi yang terjadi tidak akan menimbulkan kasus-kasus yang bergejala.

Atau menimbulkan gejala yang cukup serius yang menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat.

Sedangkan tanda-tanda berakhirnya pandemi menurut Riris memang semakin mendekati kenyataan.

Penyakit tidak lagi menimbulkan orang sakit dan tidak membebani sistem kesehatan sehingga pada akhirnya tidak terlalu menjadi masalah.

Baca juga: Mikroalga Dikembangkan Mahasiswa UGM Jadi Minyak Goreng

"Artinya kita terinfeksi tetapi kita tidak sakit. Kita tetap beraktivitas, tidak harus ke rumah sakit dan seterusnya. Artinya hal-hal semacam itu tidak lagi menjadi beban rumah sakit, puskesmas, atau sistem kesehatan secara luas," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com