KOMPAS.com - Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 menyebutkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di dunia.
Atau ada sekitar 17,9 juta orang meninggal akibat PJK pada 2019. Tentu, angka ini merepresentasikan 32 persen dari seluruh kematian di dunia.
Di Indonesia, PJK merupakan penyebab utama dari seluruh kematian, yaitu sebesar 26,4 persen, yang mana empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker (6 persen).
Sehingga dengan kata lain, satu dari empat orang yang meninggal di Indonesia disebabkan oleh PJK.
Baca juga: Cara Mencegah Sakit Jantung Saat Usia Muda dari Dokter RS UNS
Melansir laman Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dokter RSUI dr. Muhammad Ikhsan, SpPD-KKV, FINASIM., memberikan penjelasan seputar penyakit jantung koroner.
Adapun gejala yang dirasakan akibat PJK ialah:
1. nyeri dada seperti tertimpa beban berat saat aktivitas
2. sesak nafas
3. mudah lelah
Namun, kita tidak boleh lengah atau menganggap sepele jika tidak ada gejala-gejala tersebut berarti kita aman dari kondisi PJK.
PJK dapat ditemukan pada seseorang yang tanpa gejala sekalipun, apalagi kecenderungan penderita PJK yang berusia muda atau produktif semakin meningkat.
Baca juga: Dokter Unair: Seperti Ini Gejala Gagal Jantung
Ada beberapa faktor bisa meningkatkan risiko menderita PJK:
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yakni:
1. Usia, risiko seseorang akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pada umumnya, bila seseorang setelah usia ≥ 40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jantung.
2. Jenis kelamin, pria lebih berisiko mengalami PJK dibandingkan wanita, sedangkan faktor risiko pada wanita akan meningkat setelah fase menopause.