Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Hela Rotan di Maluku, Ini Sejarah dan Nilai-nilainya

Kompas.com - 18/09/2022, 14:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di Kabupaten Maluku Tengah punya tradisi unik, yakni Hela Rotan. Seperti apa tradisi Hela Rotan dari Negeri Aboru tersebut?

Melansir laman Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, sejarah hela rotan tak terlepas dari sejarah terbentuknya negeri Aboru.

Tradisi Hela Rotan di Negeri Aboru dilakukan dengan tujuan untuk menyatukan masyarakat dari 4 petuanan yaitu Petuanan Latu Sinai dari Negeri Aboru, Petuanan Latuconsina dari Negeri Pelauw, Petuanan Latu Marawakan dari Negeri Oma dan Petuanan Latu Surinai dari Negeri Rohomoni.

Tradisi Budaya Hela Rotan ini atas perintah Kapitan Aboru Tua Saia dan Nahumury untuk menyatukan semua warga dari 4 Latu ini, dan hingga sekarang tradisi Hela Rotan ini selalu di selenggarakan.

Baca juga: Guma, Senjata Tradisional Khas Sulawesi Tengah

Sejarah tradisi hela rotan

Ternyata, awal mula negeri terbentuk namun daerahnya itu tidak mendukung karena tak ada air. Kemudian kapitan Saia turun cari negeri baru.

Ada pro dan kontrak maka untuk mencari jalan damai sampai masuk negeri baru maka di jengkal/diukur dengan rotan karena zaman dulu belum ada alat ukur.

Ketika sampai di negeri baru kedua kubu mulai melakukan tanding dengan cara menarik rotan/hela rotan. Hal ini dilakukan agar siapa pemenangnya merupakan hal yang adil dalam menyelesaikan dan mendamaikan kekacauan tentang perpindahan negeri.

Jadi, tradisi ini merupakan suatu wujud persatuan dari masyarakat. Suatu nilai yang harus dipertahankan anak negeri dalam menjaga mempererat hubungan persaudaraan.

Tidak ada aturan yang mengikat dalam melakukan tradisi ini. Butuh keterlibatan semua warga dalam mempersiapkan alat dan bahan rotan untuk ditarik oleh semua anak cucu, laki-laki perempuan tua dan muda.

Tradisi hela rotan biasanya dilaksanakan memperingati hari-hari besar keagamaaan atau peristiwa-peristiwa tertentu yang bertepatan dengan prosesi adat tertentu di Aboru.

Baca juga: Kapal Tradisional Buatan PPNS Ini Bakal Dipamerkan di KTT G20

Tradisi ini telah dilakukan masyarakat Aboru setiap tahun berjalan pada akhir tahun Desember. Bahan/properti utama tradisi ini adalah rotan.

Butuh persiapan 2 minggu

Sedangkna untuk persiapan awal pemerintah negeri dalam hal ini raja dan saniri negeri telah menentukan tanggal dan waktu pelaksanaan lewat rapat saniri di baeleu.

Setelah rapat dilaksanakan maka masyarakat mulai bergegas memotong rotan. Butuh 2 minggu persiapan sebelum pelaksanaan. Mulai dari persiapan bahan pengambilan pembesihan dan penganyaman rotan.

Rotan dipotong dan diambil di wilayah petuanan Aboru bertempat di gunung Hatuasa, Wemakel. Ada persiapan-persiapan yang dilakukan dalam perjalanan mengambil rotan.

Sebelum berangkat ada doa yang dilakukan sesuai kepercayaan dan keyakinan masyarakatnya. Persediaan bekal makan dam minum selama perjalanan. Setelah rotan yang disiapkan dan dibawa ke dalam negeri maka ada gotong royong dalam mengikat utas-utas rotan ini jadi satu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com