Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guma, Senjata Tradisional Khas Sulawesi Tengah

Kompas.com - 18/09/2022, 13:01 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di beberapa daerah Indonesia memiliki budaya dan keragaman yang berbeda. Sama halnya dengan senjata tradisionalnya tentu juga berbeda.

Seperti di Provinsi Sulawesi Tengah punya senjata tradisional bernama Guma. Seperti apa Guma? Apakah siswa sudah mengetahuinya?

Melansir laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Guma adalah pedang kuno zaman dahulu yang panjangnya sekitar 1 meter.

Guma melambangkan keperkasaan pria dan terbuat dari baja. Sedangkan sarungnya dibuat dari kayu hitam atau tanduk.

Baca juga: Kapal Tradisional Buatan PPNS Ini Bakal Dipamerkan di KTT G20

Pada kedua ujungnya diukir dan badan sarung diberi pula hiasan-hiasan dan diikat dengan logam perak.

Dibuat dengan teknik mencengangkan

Selain itu, Guma mempunyai syarat-syarat bila dibuka dari sarungnya. Kepemilikan Guma dapat dilihat dari bentuk gagang pada guma.

Misalnya seorang Raja, untuk gagang berbentuk kepala buaya dan biasa terbuat dari tulang manusia.

Meskipun nampaknya sangat sederhana untuk masa sekarang, tetapi kemampuan membuat guma pada masa lalu merupakan suatu prestasi teknik yang mencengangkan.

Kenapa dikatakan demikian? Ini karena di samping dibuat dengan berbagai upacara mistik, juga tidak terlepas dari pengetahuan dan pemahaman dasar tentang:

  • metalurgi
  • energi
  • kimia
  • astronomi yang baik

Entah teknologi pembuatan guma itu lahir dan dikembangkan di tanah Pamona khususnya Ondsae, ataukah berasal dari luar.

Baca juga: Batasi Gawai pada Anak, Mahasiswa KKN UNY Kenalkan Permainan Tradisional

Namun yang jelas To Ondae pernah di masa lampau memiliki pusat produksi guma yang terkenal di daerah Sulawesi Tengah, bahkan sampai di daerah Sulawesi Selatan.

Dibagi tiga bagian

Secara umum, senjata guma dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama, yaitu wilayah atau mata, gagang dan sarung atau rangka.

Adapun penamaan bagian-bagian guma menurut orang Pamona Ondae sebagai prosesi memiliki beberapa istilah yang berbeda dengan penamaan orang Kaili Lembah Palu dan orang Kulawi sebagai konsumen.

Sistem penamaan bagi orang-orang Pamona sangat berorientasi pada fungsi senjata ini sebagai alat perang.

Sehingga tipe maupun bentuk-bentuk hias dan tanda-tanda lainnya, kesemuanya mempunyai makna yang berkaitan dengan kedudukan pemakainya dalam suatu pasukan perang.

Orang Kaili dan Kulawi sebagai penerima atau pemakai senjata ini mempunyai orientasi penamaan kepada fungsi guma tersebut sebagai alat perang dan alat upacara yang bersifat sakral dan gaib.

Sehingga model bentuk-bentuk guma mempunyai kekhususan dipakai pada upacara tertentu.

Baca juga: Manfaat Jamu Beras Kencur, Ini Cara Membuatnya bagi Siswa

Oleh karena sistem produksi guma tidak terkordinir dalam satu kesatuan kerja, menimbulkan tidak adanya suatu ketentuan yang jelas mengenai kesesuaian bagian-bagian guma yang tetap antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Bagi orang Pamona simbol utama yang dijadikan patokan dalam menentukan kriteria atau golongan pemakai guma adalah terletak pada bentuk ujung sarungnya yang biasa disebut Sopa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com