BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prasetiya Mulya

Usung Tema “Embarking on Fundamental Resetting”, Perayaan Ulang Tahun Ke-40 Universitas Prasetiya Mulya Hadirkan Beragam Acara

Kompas.com - 06/09/2022, 19:26 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun ini, Universitas Prasetiya Mulya genap berusia 40 tahun. Selama itu pula, Universitas Prasetiya Mulya terus berkontribusi terhadap peningkatan kompetensi kewirausahaan serta manajerial lintas ruang dan industri.

Didirikan oleh lebih dari 70 pebisnis, tokoh akademisi, dan aktivis kebangsaan, Universitas Prasetiya Mulya merupakan pelopor sekolah bisnis manajemen sekaligus program Master of Business Administration (MBA) di Indonesia.

Dalam empat dekade perjalanannya, Universitas Prasetiya Mulya menyadari bahwa dunia bisnis serta industri berkembang dengan peluang dan tantangan baru.

Laporan World Economic Forum 2021 menyebutkan bahwa terdapat 14 growing industry of the future atau industri yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan pesat pada masa mendatang.

Industri itu terdiri dari internet of things (IoT), artificial intelligence (AI), cybersecurity, drones, robotics, nanotechnology, renewable energy, e-learning, big data, dan blockchain technology Seluruh sektor ini merupakan bisnis berbasis sains dan teknologi yang memiliki beragam manfaat bagi kehidupan manusia dan peradaban.

Sains dipercaya merupakan fondasi penting bagi peradaban. Menurut State of Science Index (SOSI), sebanyak 87 persen dari 14.000 masyarakat global yang disurvei menyatakan bahwa permasalahan dunia dapat diperbaiki dengan bantuan ilmu pengetahuan.

Mengusung semangat yang sama, perayaan ulang tahun Universitas Prasetiya Mulya mengangkat tema “Embarking on Fundamental Resetting”.

Menurut Rektor Universitas Prasetiya Mulya Prof Dr Djisman S Simandjuntak, tema itu berawal dari sejumlah permasalahan dunia saat ini, mulai dari pandemi Covid-19, ketimpangan sosial dan ekonomi, emisi gas rumah kaca (GRK), hingga ketegangan geopolitik negara-negara di dunia.

“Tema itu terinspirasi dari hasil International Panel on Social Progress 2018 yang menyebutkan bahwa jika ingin bertahan hidup, umat manusia perlu melakukan penataan ulang pada hal fundamental (fundamental resetting),” jelas Djisman kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Pada momen ulang tahun ini, kata Djisman, Universitas Prasetiya Mulya ingin menjadi penggerak kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan penataan ulang melalui pengembangan ide-ide kreatif kewirausahaan, khususnya yang berbasis sains dan teknologi.

Baca juga: Bisnis Berbasis Sains dan Teknologi Punya Potensi Menjanjikan di Masa Depan

Djisman menilai, sains dan teknologi seringkali dipandang hanya sebagai alat yang digunakan manusia untuk memudahkan kegiatan sehari-hari. Padahal, telah terjalin hubungan kemitraan antara manusia dan sains yang saling memengaruhi.

“Sains bukan hanya alat bantu manusia, melainkan juga aspek fundamental untuk menata ulang dan menciptakan kehidupan yang lebih baik,” ujar Djisman.

Djisman menerangkan, lembaga pendidikan tinggi, khususnya Universitas Prasetiya Mulya, memainkan peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul untuk terjun dalam bisnis berbasis sains dan teknologi.

Oleh sebab itu, Universitas Prasetiya Mulya mendirikan fakultas ilmu terapan, yakni School of Applied Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada 2015. Lewat program ini, Universitas Prasetiya Mulya mengolaborasikan teknologi dan engineering dengan desain bisnis untuk menciptakan peluang karier sebagai entrepreneurial engineer ataupun professional engineer.

Universitas Prasetiya Mulya mendirikan fakultas ilmu terapan, yakni School of Applied Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada 2015.Universitas Prasetiya Mulya Universitas Prasetiya Mulya mendirikan fakultas ilmu terapan, yakni School of Applied Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada 2015.

Untuk diketahui, STEM Universitas Prasetiya Mulya terbagi atas enam program studi (prodi), yakni Business Mathematics, Computer Systems Engineering, Renewable Energy Engineering, Food Business Technology, Digital Business Technology - Software Engineering, dan Product Design Engineering.

Djisman menjelaskan, dalam setiap pembelajaran, baik dalam program STEM maupun School of Business and Economics (SBE), mahasiswa akan menerapkan konsep learning by enterprising.

“Mereka akan melakukan berbagai riset program yang bersifat katalistik. Artinya, pembelajaran tidak bersifat teoretis semata. Mereka juga dituntut untuk mengembangkan bisnis inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Djisman.

Untuk mengasah kemampuan entrepreneur, Universitas Prasetiya Mulya pun mewajibkan mahasiswanya untuk menjalankan proyek pengembangan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat melalui aktivitas kewirausahaan jelang semester enam. Kegiatan ini merupakan praktik dari mata kuliah Community Development (Comdev).

Baca juga: Hadapi Era Industri 4.0, School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya Siapkan Kurikulum yang Sesuai Kebutuhan Bisnis

Menurut Djisman, kegiatan tersebut juga diharapkan bisa mendukung pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

“Pertumbuhan yang inklusif serta berkelanjutan hanya bisa ditopang oleh sektor UMKM yang inovatif dan produktif. Oleh sebab itu, pengembangan sektor UMKM membutuhkan dukungan banyak pihak, termasuk lembaga pendidikan tinggi,” ucap Djisman.

Dari seminar hingga peluncuran buku

Sebagai informasi, acara puncak peringatan ulang tahun ke-40 Universitas Prasetiya Mulya digelar pada Selasa (6/9/2022) pukul 08.30-13.00 WIB di Auditorium Lantai 3 Gedung Prasetiya Mulya Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten. Gelaran ini pun dapat disaksikan secara online melalui live streaming YouTube.

Tak hanya pemotongan tumpeng, perayaan itu juga akan dimeriahkan oleh pertunjukan Wayang Kampung Sebelah oleh dalang Ki Jlitheng Suparman dan tari musik digital oleh Student Activity Club (SAC) Universitas Prasetiya Mulya yang bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Adapun acara tersebut dihadiri oleh mitra, kolega, dan keluarga Universitas Prasetiya Mulya dengan jumlah terbatas.

Di samping perayaan puncak, peringatan ulang tahun ke-40 Universitas Prasetiya Mulya juga diperingati dengan rangkaian kegiatan lain yang digelar mulai Agustus hingga Desember 2022, seperti lomba video kreatif ulang tahun, temu kangen dan gathering alumnus, seminar makanan Nusantara, lomba lari, pertandingan golf, kuis seputar kehidupan kampus, serta lomba business plan.

Kemudian, Universitas Prasetiya Mulya juga akan memberikan Alumni Achievement Award kepada alumnus dengan pencapaian terbaik. Penghargaan yang diberikan mencakup The Most Outstanding Executive, The Most Outstanding Entrepreneur, Sociopreneur Award, Young Entrepreneur, dan Young Executive.

Djisman menjelaskan, dalam rangkaian peringatan ulang tahun itu, Universitas Prasetiya Mulya juga menggelar seminar hybrid yang terbagi atas dua sesi. Pertama, seminar bertajuk “Kewirausahaan Seni untuk Hidup Berkelanjutan”. Adapun seminar ini membahas cara menopang praktik seni dengan etos kewirausahaan yang tepat dalam hidup berkelanjutan.

Kedua, seminar bertajuk “Pemberdayaan Potensi Budaya Kawasan Candi Borobudur”. Seminar ini mengangkat sejumlah pokok persoalan yang relevan dengan tantangan dan peluang budaya di kawasan Borobudur.

Pemilihan topik seni dan budaya dalam seminar tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Djisman, sebagai salah satu warisan budaya, ada banyak hal yang bisa dipelajari lewat Candi Borobudur.

“Mengusung warisan bangsa berarti mengusung warisan umat manusia,” ujar Djisman.
Lebih dari itu, kawasan Candi Borobudur memiliki potensi dalam pengembangan bisnis hospitality tourism dan event management di Indonesia.

Seperti bisnis berbasis sains serta teknologi, menurut Djisman, bisnis hospitality tourism dan event management akan mengalami perkembangan signifikan. Terlebih, pada masa pascapandemi Covid-19.

Dalam setiap pembelajaran, baik dalam program STEM maupun School of Business and Economics (SBE), mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya akan menerapkan konsep learning by enterprising.Universitas Prasetiya Mulya Dalam setiap pembelajaran, baik dalam program STEM maupun School of Business and Economics (SBE), mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya akan menerapkan konsep learning by enterprising.

Anggapan itu dikuatkan dengan skor Indonesia dalam Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2022 yang dirilis World Economic Forum pada Mei 2022. Menurut indikator tersebut, Indonesia berada pada peringkat 32 dari 117 negara atau naik 12 posisi jika dibandingkan 2019.

Berkaca pada indikator itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun mendukung lima destinasi super prioritas (DSP), termasuk Candi Borobudur, sebagai destinasi unggulan Indonesia.

Tak hanya seminar seni dan budaya, Universitas Prasetiya Mulya juga merayakan ulang tahunnya dengan peluncuran buku berjudul Gema Perjalanan 40 Tahun Universitas Prasetiya Mulya.

Baca juga: Kunci Sukses, Ini 5 Karakteristik Pengusaha Sukses Berbisnis lewat Media Sosial

Melalui buku tersebut, Universitas Prasetiya Mulya berharap dapat berkontribusi terhadap peningkatan literasi masyarakat Indonesia.

“Buku itu merupakan salah satu sarana bagi kami untuk memberikan pendidikan publik kepada masyarakat Indonesia,” kata Djisman.

Dia menuturkan, buku tersebut berisi kumpulan pidato yang disampaikan tokoh publik, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, pada acara wisuda Universitas Prasetiya Mulya.

Tokoh publik itu, lanjut Djisman, membagi pandangan serta pengalaman mereka mengenai berbagai isu yang relevan pada masing-masing tahun gelaran, seperti pemajuan industri, pemanfaatan teknologi, pelaksanaan etika dalam usaha, dan pembahasan isu keberlanjutan.

“Materi yang disampaikan (dalam pidato itu) tak lekang dimakan zaman. Beberapa persoalan tersebut bahkan tidak akan pernah tuntas. Oleh sebab itu, kumpulan pidato yang dibukukan tersebut tetap relevan dibaca kapan saja,” jelas dia.

Djisman pun menyadari, perjalanan Universitas Prasetiya Mulya selama 40 tahun pertama merupakan upaya pemajuan yang bersifat gotong royong.

Dia pun berharap, seluruh sivitas akademika, khususnya mahasiswa baru, Universitas Prasetiya Mulya dapat berkolaborasi penuh untuk terus berkontribusi terhadap kemajuan bangsa, terutama lewat pengembangan bisnis di berbagai bidang.


Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com