BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prasetiya Mulya

Bisnis Berbasis Sains dan Teknologi Punya Potensi Menjanjikan di Masa Depan

Kompas.com - 06/12/2021, 18:10 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuka beragam peluang sekaligus tantangan baru yang mesti siap dihadapi. Utamanya, bagi dunia bisnis.

Berdasarkan laporan World Economic Forum 2021, terdapat 14 growing industry of the future atau industri yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan pesat pada masa mendatang.

Industri itu terdiri dari Internet of Things (IoT), artificial intelligence (AI), cybersecurity, drones, robotics, nanotechnology, renewable energy, e-learning, big data, dan blockchain technology.

Seluruh sektor itu merupakan bisnis berbasis sains dan teknologi yang memiliki beragam manfaat bagi kehidupan manusia dan peradaban.

Sains memang menjadi fondasi penting bagi peradaban. Menurut State of Science Index (SOSI), sebanyak 87 persen dari 14.000 masyarakat global yang disurvei menyatakan bahwa permasalahan dunia dapat diperbaiki dengan bantuan ilmu pengetahuan. Sebagian besar dari mereka pun percaya, ilmu pengetahuan bermanfaat bagi kemanusiaan.

Sebagai salah satu perguruan tinggi bisnis di Indonesia, hal tersebut sudah diantisipasi Universitas Prasetiya Mulya melalui School of Applied Sciences, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) Prasetiya Mulya.

Dekan School of Applied STEM Prasetiya Mulya Profesor Yudi Samyudia, PhD mengatakan, aspek-aspek teknologi terkini, seperti IoT, AI, machine learning, robotic, dan drone, sudah masuk ke dalam kurikulum pembelajaran fakultas terapan yang dipimpinnya.

Sebagai informasi, STEM Prasetiya Mulya terdiri dari enam program studi (prodi), yakni S1 Business Mathematics, S1 Renewable Energy Engineering, S1 Food Business Technology, S1 Product Design Engineering, S1 Digital Business Technology, dan S1 Computer Systems Engineering.

“Kami juga memfokuskan pembelajaran pada data science. Artinya, mahasiswa diajarkan mengolah data secara saintifik dan mengubahnya menjadi informasi yang berguna untuk tumbuh kembang suatu perusahaan,” ujar Yudi kepada Kompas.com, Rabu (1/12/2021).

Lebih lanjut ia menerangkan, STEM Prasetiya Mulya dibentuk agar mahasiswa dapat mempelajari bisnis berbasis sains dan teknologi. Dengan begitu, lulusannya diharapkan dapat menjadi pebisnis inovatif dan mampu bersaing di masa depan.

Terlebih, kata Yudi, kewirausahaan berbasis sains dan teknologi terbukti dapat membuat sebuah negara menjadi maju. Contohnya, seperti yang sudah terjadi pada Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, serta negara-negara lain di Eropa.

Di Indonesia, usaha-usaha rintisan saat ini masih berbasis teknologi saja. Padahal, bisnis yang menjanjikan harus punya aspek sains.

“Jadi, itu yang membedakan STEM Prasetiya Mulya dengan STEM di universitas lain. DNA-nya tetap bisnis, tapi berbasis sains dan teknologi,” imbuhnya.

Baca juga: 5 Profesi Terkait Fintech Ini Jadi Incaran di Masa Depan

Beberapa prototipe ide inovasi teknologi karya mahasiswa STEM Prasetiya Mulya.Dok. STEM Prasetiya Mulya Beberapa prototipe ide inovasi teknologi karya mahasiswa STEM Prasetiya Mulya.

Kurikulum pembelajaran kolaborasi

Agar dapat mencetak lulusan mumpuni bagi industri masa depan, STEM Prasetiya Mulya menyusun kurikulum dengan memperhatikan masukan dari pakar industri.

Selain itu, kampus juga membuat sistem pembelajaran discovery based learning. Sistem ini bertujuan memacu inovasi dan kreativitas mahasiswa, serta menanamkan kemampuan design-driven innovation pada peserta didiknya.

Lewat sistem itu, mahasiswa akan dikenalkan dengan masalah yang ada di dunia nyata untuk dicari solusinya dalam bentuk proyek katalitik bisnis berbasis sains dan teknologi. Mereka juga dituntut untuk bisa membaca kondisi pasar agar tujuan bisnisnya tercapai.

Kurikulum yang sudah disusun itu nantinya diimplementasikan pula dalam bentuk Collaborative Learning by Enterprising melalui STEM Preneur Center, yakni wadah kolaborasi antar-prodi dalam membangun proyek katalitik yang sesuai dengan permintaan industri.

Yudi menuturkan, proyek-proyek katalitik yang dibuat mahasiswa menarik perhatian banyak industri dan lembaga, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk berkolaborasi.

Sejauh ini, lebih dari 100 perusahaan dalam negeri sudah terhubung dengan STEM Prasetiya Mulya. Fakultas ini juga mendapat kesempatan menjadi kontributor utama pada Digital Hub BSD City milik Sinar Mas.

Untuk kolaborasi skala global, belum lama ini, Zhejiang University of Technology dan Jinjiang Company asal China bersinergi pada proyek waste energy besutan mahasiswa STEM Prasetiya Mulya. Bahkan, proyek ini didanai oleh kementerian teknologi setempat.

Selain itu, ada pula proyek suplai listrik berbasis tenaga surya ke Singapura. Proyek ini bekerja sama dengan perusahaan listrik Perancis, Electricite de France (EDF).

Baca juga: Alasan Penting Pengusaha Startup Butuh Mentor Bisnis

Gedung Collaborative STEM Laboratories.Dok. STEM Prasetiya Mulya Gedung Collaborative STEM Laboratories.

Menorehkan banyak prestasi

Implementasi kurikulum yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan industri mengantarkan para peserta didik pada sejumlah capaian prestasi.

Pada September 2021, mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya berhasil memenangkan Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan (KBMK) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Sebelumnya, puluhan penghargaan, termasuk medali emas dan perak, juga pernah disabet mahasiswa STEM Prasetiya Mulya lewat sejumlah kompetisi dan forum bertaraf nasional ataupun internasional.

Dengan kurikulum yang dibuat, termasuk keharusan membuat proyek katalitik, Yudi menuturkan bahwa mahasiswa STEM Prasetiya Mulya terbukti mampu menguasai sains dan teknologi sesuai dengan bidang prodi yang diambil.

“Jadi, lulusannya tidak hanya kuat secara teknis (teori belajar), tapi juga punya mindset bisnis yang kuat. Contoh proyek yang sudah dan masih berjalan adalah sistem remote monitoring pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dibuat oleh mahasiswa prodi Renewable Energy tingkat tiga,” terangnya.

Bahkan, Yudi melanjutkan, berdasarkan survei kelulusan internal, 75 persen lulusan STEM Prasetiya Mulya sudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan multinasional dalam waktu dua bulan setelah yudisium.

“Dari angka tersebut, sebanyak 28 persen alumnus merupakan graduate preneur atau telah mendirikan perusahaan rintisan sendiri. Ini sesuai dengan visi dan misi Prasmul bahwa lulusannya diharapkan dapat membuka rintisan usaha baru,” ujarnya.

Baca juga: Hadapi Era Industri 4.0, School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya Siapkan Kurikulum yang Sesuai Kebutuhan Bisnis

STEM Prasetiya Mulya dilengkapi fasilitas belajar berteknologi canggih dan terkini.Dok. STEM Prasetiya Mulya STEM Prasetiya Mulya dilengkapi fasilitas belajar berteknologi canggih dan terkini.

Digital Learning Management System

Selain berfokus pada menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang bisnis, Universitas Prasetiya Mulya juga mempersiapkan diri dengan cara belajar baru yang sesuai dengan kondisi terkini.

Seperti diketahui, pandemi menimbulkan beragam tantangan bagi penyelenggara pendidikan di Indonesia. Namun, kondisi ini justru menjadi peluan percepatan digitalisasi bagi universitas.

Yudi mengungkapkan, Universitas Prasetiya Mulya sudah sejak lama menerapkan pembelajaran daring atau Digital Learning Management System. Kini, metode itu kian disempurnakan.

Untuk praktik, STEM Prasetiya Mulya sudah menyiapkan simulasi beberapa laboratorium sehingga mahasiswa bisa mengakses secara virtual dari rumah. Begitu pula dengan sejumlah komputer kampus.

“Jadi, mahasiswa yang harus menjalani pembelajaran praktik di masa pandemi tidak terganggu. Mahasiswa, seperti dari program Digital Business Technology, sudah pakai cloud computing dan virtual lab,” ucap Yudi.


Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com