Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Aksi Hapus Email demi Selamatkan Bumi, Ini Tanggapan Dosen UNS

Kompas.com - 20/04/2022, 16:00 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan soal menghapus email yang disebut bisa mengurangi pemanasan global.

Ramainya informasi menghapus email diklaim bisa membantu kondisi bumi menjadi lebih baik.

Baca juga: Cerita Dosen UNS Jalani Ramadhan di Amerika Serikat

Lantas benarkah menghapus email bisa mengurangi pemanasan global?

Merespon hal itu, Dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS), Yus Andhini Bhekti Pertiwi mengungkapkan, bahwasanya menghapus email yang tidak penting dan tidak diinginkan merupakan salah satu tindakan kecil yang dapat mengurangi penggunaan listrik.

"Listrik menyumbang 25 persen emisi global, email termasuk salah satunya. Ini karena menggunakan email, sama seperti apapun yang kita lakukan dengan menggunakan internet, menghasilkan emisi," ujar dia melansir laman UNS, Rabu (20/4/2022).

Dhini juga menerangkan, email yang terkirim akan tersimpan dalam server. Dalam menjalankan server diperlukan listrik.

Sebagaimana diketahui, listrik yang digunakan saat ini berasal dari bahan bakar fosil, sehingga pembakarannya menghasilkan CO2 dan gas rumah kaca lainnya.

Dengan demikian yang menjadi masalah adalah bukan emailnya, tetapi sumber energi yang digunakan untuk menjalankan server tersebut.

"Energi itu yang berasal dari bahan bakar fosil ataukah energi terbarukan," terang Dhini.

Dhini pun turut mengajak untuk tidak hanya sekadar menghapus email.

Namun penting pula untuk membangun eco-friendly email and internet habit.

Baca juga: Ada UU TPKS, Pakar Unair: Korban Kekerasan Seksual Makin Terlindungi

Sebelumnya Ahli IT sekaligus dosen Ilmu Komputer Uniersitas Sebelas Maret (UNS) Rosihan Ari Yuana menilai, secara logika menghapus email bisa menyelamatkan bumi cukup masuk akal.

"Secara logika sebenarnya bisa nyambung, karena menghapus data berarti semakin berkurang jumlah data yang tersimpan di server," ungkap dia.

Rosi mengatakan, semakin berkurang jumlah data yang tersimpan di peladen (server), maka semakin ringan server untuk mengolah datanya.

Dengan demikian, energi yang diperlukan peladen atau server mengolah data akan semakin berkurang, sehingga tidak cepat panas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com