Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ristek: Gotong Royong Pendidikan Agenda Penting di G20

Kompas.com - 10/02/2022, 16:57 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Peran Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 cukup strategis.

Mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger", Indonesia memainkan peran penting dalam pemulihan dan menghidupkan kembali ekonomi global melalui pendekatan nilai luhur bangsa yakni gotong royong.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Kurikulum Prototipe Lebih Menyenangkan

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Wikan Sakarinto menekankan pentingnya nilai-nilai gotong royong untuk menjadi jembatan dalam menghadapi bonus demografi.

Dengan demikian, bonus demografi yang ada dapat berdaya guna dan menjelma menjadi kekuatan besar berupa SDM unggul di masa depan

"Kita harus memastikan bonus demografi menjadi kekuatan besar di masa depan, yaitu SDM yang unggul, kompeten, serta sesuai perubahan yang ada di dunia nyata ini, sehingga ketika sisi permintaan sudah memunculkan sinyal, maka di sisi pasokan harus benar-benar ada link and match," ucap Wikan di acara "Kick Off G20 of Education and Culture", Rabu (9/2/2022).

Ada tiga gelar wicara pada acara tersebut yang bertajuk sesuai agenda prioritas yang akan diperjuangkan Kemendikbudristek pada perhelatan G20.

Salah satunya bertajuk "Solidarity and Partnerships, and the Future of Work Post Covid-19" yang dimoderatori oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek, Iwan Syahril, selaku Chair of the G20 Education Working Group.

Dirjen Wikan menyebutkan beberapa dampak yang disebabkan pandemi Covid-19 khususnya bagi pendidikan vokasi.

Yakni, seperti siswa jarang masuk sekolah, mata pelajaran praktik menjadi terhambat, serta industri semakin melemah daya serapnya.

Baca juga: 15 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi QS WUR dan Webometrics

Bahkan, di tahun pertama pandemi terjadi lonjakan pengangguran. Di mana Kemendikbud Ristek berkontribusi melalui berbagai kebijakan strategis untuk menurunkan tingkat pengangguran.

Di sisi lain, kata dia, pandemi Covid-19 telah memaksa semua pihak untuk bergotong royong untuk beradaptasi, bertahan, dan pulih dari kondisi yang tidak menguntungkan.

"Filosofi gotong-royong itu menjadi lebih bulat ketika kita bersama-sama mengalami kesusahan dan tantangan ini. Dalam diri kita muncul kebersamaan, sehingga gotong royong dalam bentuk link and match yang kami catat selama pandemi ini justru mengalami peningkatan," ungkap Wikan.

Wikan menambahkan, di satu sisi Covid-19 menciptakan pelambatan ekonomi.

Namun demikian, kebersamaan antarpemangku kepentingan dirasakan semakin kuat, misalnya melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Gotong royong antara berbagai pihak yang terlibat dalam MBKM mencakup kurikulum yang disusun bersama dan memberi peluang kepada praktisi untuk mengajar.

Lalu adanya pembelajaran berbasis proyek, magang yang dirancang bersama pendidikan vokasi dan dunia kerja, guru yang dilatih rutin bersama oleh industri, hingga komitmen industri dalam penyerapan lulusan.

Dia optimistis dengan kolaborasi berbagai pihak untuk menyukseskan MBKM.

Baca juga: 25 Universitas Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2022

"Ini semua menggambarkan kita sedang melakukan sesuatu yang mungkin ibarat anak panah kita mundur sedikit ke belakang tapi setelah dilepas akan lebih cepat. Nah, itu makna dari pulih bersama, pulih lebih kuat lagi," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com