Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar UGM: Yuk Kenali dan Cegah Varian Omicron

Kompas.com - 31/12/2021, 08:15 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, Indonesia masih dibayang-bayangi varian omicron. Karena itu, varian Covid-19 yang baru ini harus terus diwaspadai oleh semua kalangan.

Tentu agar tidak terjadi lonjakan kasus gelombang ketiga. Lantas, seperti apa varian omicron itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Untuk menjawab itu, Academic Health System UGM bersama dengan Inahealth menyelenggarakan webinar umum dengan topik “Mengenal Varian omicron: Apa yang perlu anda ketahui dan bagaimana mencegah paparannya?” secara daring.

Baca juga: Seperti Ini Contoh Bahan Makanan Sehat di Instalasi Gizi RSA UGM

Narasumber pertama adalah Prof. dr. Hari Kusnanto Josef, SU., Dr.PH., seorang epidemiolog FK-KMK UGM yang memberikan materi mengenai “Varian Omicron Berdasarkan tinjuan epidemiologis”.

Varian omicron kurang agresif

Menurutnya, varian omicron ini memiliki ciri-ciri mudah menempel pada sel terutama pada sel-sel di bronchus, sedikit yang menyerang alveoli.

Namun varian virus ini bisa dikatakan kurang agresif secara klinis karena perubahan-perubahan protein virus, khususnya di S protein.

Yang menarik adalah dengan kemunculan varian baru ini, dapat dipastikan bahwa Indonesia saat ini masih dalam situasi pandemi dan masih jauh dari kata endemic.

"Untuk saat ini di Indonesia diketahui sudah ada 68 kasus omicron," ujarnya dikutip dari laman Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Rabu (29/12/2021).

Narasumber lain, dr. Nur Rahmi Ananda, Sp.PD., FINASIM., dokter spesialis paru RSUP Dr. Sardjito yang memberikan materi mengenai “aspek klinis covid-19 varian omicron dan perbedaannya disbanding varian sebelumnya”.

Baca juga: Nutrisionis RSA UGM: Ini 6 Tahapan Asuhan Gizi di Rumah Sakit

Dijelaskan bahwa gejala infeksi omicron sebetulnya tidak jauh berbeda dengan varian sebelumnya, bahkan beberapa data awal melaporkan bahwa gejalanya lebih rendah daripada gejala varian-varian sebelumnya.

Selain itu, untuk mendeteksi virus omicron ini juga dapat dilakukan dengan rapid antigen dan PCR.

"Perlu diingat bahwa sensitivitas rapid antigen tidak setinggi PT PCR, sehingga apabila ada kecurigaan klinis, pemeriksaan rapid antigen negative, perlu dilakukan pemeriksaan PCR," tambahnya.

Sementara, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., memberi materi mengenai “Perilaku sehat dan siap siaga dalam menghadapi covid-19 varian omicron”.

Perilaku sehat

Dikatakan, untuk mengatasi mutasi virus-virus Covid-19 selanjutnya perlu adanya perilaku sehat yang mengacu pada:

1. atribut personal

2. karakteristik personal

3. pola perilaku

Baca juga: Mau Liburan, Ini Tips Kelola Jadwal Cuti Kerja dari Alumni UGM

"Ketiga hal tersebut dimaksudkan untuk pemeliharaan, pemulihan dari yang sakit menjadi sehat dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dari yang sebelumnya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui LPAI, Menparekraf Bicara soal Dampak Buruk Game Online dan Nasib Anak Bangsa

Temui LPAI, Menparekraf Bicara soal Dampak Buruk Game Online dan Nasib Anak Bangsa

Edu
15 SMA Swasta Terbaik di Jogja, Nomor 1 Sekolah Khusus Laki-laki

15 SMA Swasta Terbaik di Jogja, Nomor 1 Sekolah Khusus Laki-laki

Edu
Mendikbud Minta PTN Kembalikan Kelebihan Bayar UKT Mahasiswa

Mendikbud Minta PTN Kembalikan Kelebihan Bayar UKT Mahasiswa

Edu
Gelar 'Mini Workshop', Pulpenmas Institute Ajak Sekolah Mulai Perhatikan 'Customer Experience'

Gelar "Mini Workshop", Pulpenmas Institute Ajak Sekolah Mulai Perhatikan "Customer Experience"

Edu
Seluruh Lulusan Kelas 2024 Sinarmas World Academy Diterima di Universitas Top Dunia

Seluruh Lulusan Kelas 2024 Sinarmas World Academy Diterima di Universitas Top Dunia

Edu
7 Program Prioritas Kemenag bagi Guru dan Tendik 2024, Salah Satunya Insentif

7 Program Prioritas Kemenag bagi Guru dan Tendik 2024, Salah Satunya Insentif

Edu
11 SMA dengan Nilai UTBK Tertinggi di Tangsel, Referensi PPDB 2024

11 SMA dengan Nilai UTBK Tertinggi di Tangsel, Referensi PPDB 2024

Edu
UKT Batal Naik, Mendikbud Minta PTN Rangkul Mahasiswa yang Mengundurkan Diri

UKT Batal Naik, Mendikbud Minta PTN Rangkul Mahasiswa yang Mengundurkan Diri

Edu
PPDB Jabar 2024: Cek Dokumen yang Dibutuhkan dan Kuota Semua Jalur

PPDB Jabar 2024: Cek Dokumen yang Dibutuhkan dan Kuota Semua Jalur

Edu
Gelar Dialog di Universiti Sains Malaysia, JIC Ajak Mahasiswa Terlibat Misi Perdamaian Global

Gelar Dialog di Universiti Sains Malaysia, JIC Ajak Mahasiswa Terlibat Misi Perdamaian Global

Edu
Kisah Nikita, Sempat Alami Diskriminasi karena Disabilitas, Kini Lulus dari UGM

Kisah Nikita, Sempat Alami Diskriminasi karena Disabilitas, Kini Lulus dari UGM

Edu
20 SMA Terbaik di DKI Jakarta, Referensi Daftar PPDB 2024

20 SMA Terbaik di DKI Jakarta, Referensi Daftar PPDB 2024

Edu
Selain Batalkan Kenaikan UKT, Kemendikbud Juga Minta PTN Lakukan Ini

Selain Batalkan Kenaikan UKT, Kemendikbud Juga Minta PTN Lakukan Ini

Edu
LPDP Tahap 2 Dibuka Juni, Ini Perbedaan LPDP Reguler dan LPDP PTUD

LPDP Tahap 2 Dibuka Juni, Ini Perbedaan LPDP Reguler dan LPDP PTUD

Edu
BEM SI Minta Kemendikbud Revisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 soal UKT

BEM SI Minta Kemendikbud Revisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 soal UKT

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com