KOMPAS.com - Ketika pasien menjalani rawat inap di rumah sakit, maka harus mengikuti semua anjuran dari rumah sakit tersebut. Salah satunya menyangkut kebutuhan gizi.
Sebab, gizi merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Penyediaan nutrisi dan asuhan gizi di rumah sakit merupakan bagian integral dari patient centered care.
Hal tersebut berkaitan dengan adanya perubahan kebutuhan nutrisi pasien selama perawatan sesuai dengan perkembangan penyakit. Malnutrisi atau kekurangan gizi sering disebut sebagai dampak komplikasi permasalahan klinis yang terjadi di rumah sakit.
Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini Tips Jaga Kesehatan Pendengaran Saat Pandemi
Malnutrisi dapat menyebabkan penurunan sistem imun hingga komplikasi penyakit, meningkatkan re-admisi, serta kematian. Untuk mencegah hal tersebut, pasien dengan atau berisiko malnutrisi harus diidentifikasi dan diberikan intervensi secara efektif serta efisien.
Seorang nutrisionis/ dietisien berkewajiban melakukan proses asuhan gizi rawat inap serta berkolaborasi dengan multidisiplin yang ada selama pasien dirawat.
Melansir laman RSA Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (27/12/2021), nutrisionis dari RSA UGM, Okta Haksaica Sulistyo, S.Gz., memberikan penjelasan.
Berikut tahapan di dalam asuhan gizi yang dilakukan oleh nutrisionis/ dietisien di rumah sakit:
Skrining gizi merupakan proses mengidentifikasi pasien yang mungkin memiliki risiko atau sudah mengalami malnutrisi ketika masuk rumah sakit.
Skrining gizi dilakukan 1×24 jam pertama ketika pasien dirawat dan diulang secara berkala (mingguan) menggunakan alat skrining yang sensitif, spesifik, dan telah divalidasi.
Beberapa contoh alat skrining dewasa seperti:
Sedangkan pada anak-anak, alat skrining yang digunakan diantaranya:
Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini Orang yang Rentan Kena TBC dan Cara Mencegahnya
Asesmen gizi dilakukan pada pasien yang teridentifikasi berisiko atau malnutrisi setelah dilakukan skrining gizi. Asesmen dilakukan sebagai langkah untuk mengumpulkan berbagai informasi.
Serta mengidentifikasi pemeriksaan fisik yang berfokus pada nutrisi, sehingga dapat ditentukan permasalahan gizi yang terjadi pada pasien untuk dilakukan intervensi. Terdapat 5 kategori data yang dikumpulkan pada saat kegiatan asesmen yaitu:
Sedangkan ketika asesmen gizi telah dilakukan, maka nutrisionis/dietisien akan menegakkan diagnosis gizi. Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis yang ditegakkan oleh dokter.
Diagnosis gizi merupakan identifikasi dan penegakan suatu masalah gizi yang terjadi pada seorang pasien dan menjadi tanggung jawab nutrisionis untuk ditangani. Diagnosis gizi terdiri dari 3 domain yaitu:
Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini Cara Deteksi Dini Kanker Paru