Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nutrisionis RSA UGM: Ini 6 Tahapan Asuhan Gizi di Rumah Sakit

KOMPAS.com - Ketika pasien menjalani rawat inap di rumah sakit, maka harus mengikuti semua anjuran dari rumah sakit tersebut. Salah satunya menyangkut kebutuhan gizi.

Sebab, gizi merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Penyediaan nutrisi dan asuhan gizi di rumah sakit merupakan bagian integral dari patient centered care.

Hal tersebut berkaitan dengan adanya perubahan kebutuhan nutrisi pasien selama perawatan sesuai dengan perkembangan penyakit. Malnutrisi atau kekurangan gizi sering disebut sebagai dampak komplikasi permasalahan klinis yang terjadi di rumah sakit.

Malnutrisi dapat menyebabkan penurunan sistem imun hingga komplikasi penyakit, meningkatkan re-admisi, serta kematian. Untuk mencegah hal tersebut, pasien dengan atau berisiko malnutrisi harus diidentifikasi dan diberikan intervensi secara efektif serta efisien.

Seorang nutrisionis/ dietisien berkewajiban melakukan proses asuhan gizi rawat inap serta berkolaborasi dengan multidisiplin yang ada selama pasien dirawat.

Melansir laman RSA Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (27/12/2021), nutrisionis dari RSA UGM, Okta Haksaica Sulistyo, S.Gz., memberikan penjelasan.

Berikut tahapan di dalam asuhan gizi yang dilakukan oleh nutrisionis/ dietisien di rumah sakit:

1. Skrining gizi

Skrining gizi merupakan proses mengidentifikasi pasien yang mungkin memiliki risiko atau sudah mengalami malnutrisi ketika masuk rumah sakit.

Skrining gizi dilakukan 1×24 jam pertama ketika pasien dirawat dan diulang secara berkala (mingguan) menggunakan alat skrining yang sensitif, spesifik, dan telah divalidasi.

Beberapa contoh alat skrining dewasa seperti:

  • Malnutrition Screening Tool (MST)
  • Malnutrition Universal Screening Tool (MUST)
  • Mini Nutrition Assestment (MNA)
  • Short Nutrition Assestmen Questionnaire (SNAQ)
  • Nutrition Risk Screening (NRS-2002)

Sedangkan pada anak-anak, alat skrining yang digunakan diantaranya:

2. Asesmen gizi

Asesmen gizi dilakukan pada pasien yang teridentifikasi berisiko atau malnutrisi setelah dilakukan skrining gizi. Asesmen dilakukan sebagai langkah untuk mengumpulkan berbagai informasi.

Serta mengidentifikasi pemeriksaan fisik yang berfokus pada nutrisi, sehingga dapat ditentukan permasalahan gizi yang terjadi pada pasien untuk dilakukan intervensi. Terdapat 5 kategori data yang dikumpulkan pada saat kegiatan asesmen yaitu:

  • Food/ Nutrition Related History
  • Anthropometric Measurement
  • Biochemical Data, Medical Test, and Procedure
  • Nutrition Focused Physical Findings
  • Client Hystory

3. Diagnosis gizi

Sedangkan ketika asesmen gizi telah dilakukan, maka nutrisionis/dietisien akan menegakkan diagnosis gizi. Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis yang ditegakkan oleh dokter.

Diagnosis gizi merupakan identifikasi dan penegakan suatu masalah gizi yang terjadi pada seorang pasien dan menjadi tanggung jawab nutrisionis untuk ditangani. Diagnosis gizi terdiri dari 3 domain yaitu:

4. Intervensi

Nutrisionis kemudian merencanakan intervensi yang akan diberikan berdasarkan permasalahan yang ditegakkan pada diagnosis gizi. Langkah perencanaan intervensi dimulai dari penetapan terapi diet yang akan diberikan meliputi jenis, bentuk, dan rute pemberian.

Kemudian kebutuhan pasien akan dihitung menggunakan data antropometri yang telah diukur dan disesuaikan dengan kondisi penyakit yang dialami.

Kebutuhan yang telah dihitung akan diinterpretasikan ke dalam terapi diet yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan urgensi, dampak, dan sumber daya yang tersedia.

5. Monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi juga menjadi hal penting. Pada proses ini, nutrisionis perlu untuk meninjau dan mengukur keberhasilan intervensi yang telah dilakukan sebelumnya.

Ketika tujuan/target belum tercapai, maka perlu dilakukan evaluasi atau perubahan intervensi disesuaikan dengan kondisi terkini pasien dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi intervensi sebelumnya.

Diharapkan, tujuan/target dapat tercapai sehingga permasalahan nutrisi pasien dapat terselesaikan.

6. Konseling gizi

Pada akhir proses asuhan gizi, pasien akan menerima konseling gizi yang akan diberikan oleh nutrisionis ketika pasien selesai dirawat.

Konseling gizi merupakan suatu proses kolaboratif antara konselor dengan pasien untuk menetapkan modifikasi nutrisi, aktivitas fisik, tujuan, dan rencana implementasi dengan menumbuhkan tanggung jawab pada pasien untuk merawat diri, memperbaiki kondisi yang ada, dan meningkatkan kesehatan.

Harapannya, malnutrisi yang sering menjadi ancaman di rumah sakit dapat diantisipasi dengan manajemen nutrisi yang baik melalui asuhan gizi rawat inap yang dilakukan oleh nutrisionis/dietisien.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/12/27/210313671/nutrisionis-rsa-ugm-ini-6-tahapan-asuhan-gizi-di-rumah-sakit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke