Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RSA UGM: Ini Orang yang Rentan Kena TBC dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 27/11/2021, 10:41 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pada 2020, jumlah kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia. Data ini diambil dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Untuk itu, semua orang harus mulai peduli dengan kesehatannya. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini. Hanya saja, ada beberapa kriteria orang yang rentan terkena TBC.

Baca juga: Pakar UGM: Angka TBC Turun Selama Pandemi Covid-19

Menurut dokter spesialis paru RSA UGM, dr. Ahmad Fikri Syadzali, Sp.P., ada beberapa kondisi orang yang rentan terkena TBC, yakni:

1. Orang yang berusia tua

Semakin tua usia seseorang maka risiko terkena TBC juga semakin besar.

2. Orang dengan tingkat pendidikan rendah

Dokter Fikri mengatakan bahwa orang dengan tingkat pendidikan rendah juga memiliki risiko tinggi terkena infeksi TBC.

"Itu berdasarkan hasil penelitan," ujar dr. Ahmad dalam talkshow 'Painah & Paini: Kasus Tuberkulosis di Indonesia, No 3 di Dunia' yang disiarkan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM pada Selasa, (23/11/2021).

Dijelaskan, menurut hasil penelitian orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah cenderung tidak aware serta tidak ingin mengetahui informasi terkait penyakit TBC tersebut.

"Mereka cenderung tidak penasaran kepada informasi seperti bagaimana cara penyakit tersebut bisa menular, macam-macam gejalanya, dan lain sebagainya," terangnya seperti dikutip dari laman UGM, Sabtu (27/11/2021).

Baca juga: Dokter RSA UGM: Pasien Terapi Jantung Harus Patuh 3 Hal Ini

Tak hanya itu saja, pengetahuan terkait cara menghadapi penyakit TBC juga kurang dipahami masyarakat. Dokter Fikri mengungkapkan banyak orang tidak mengetahui bahwa pengobatan TBC tersebut sebetulnya gratis, termasuk untuk obat-obatanya karena telah dibiayai oleh pemerintah.

Akibat hal itu maka orang-orang kemudian enggan untuk memeriksakan atau mengobati dirinya ke dokter dengan alasan biaya pengobatan yang sangat mahal.

Faktor ekonomi menengah ke bawah

Faktor lainnya yaitu orang dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah, orang dengan penyakit daya tahan tubuh menurun dan perokok.

Selain itu, orang-orang dengan ekonomi menengah ke bawah cenderung memiliki rumah yang:

1. tidak mempunyai ventilasi rumah yang bagus

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com