KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) coba meracik mi sehat. Hanya saja, bahannya pakai petai cina.
Meski demikian, mi petai cina itu dapat menjadi alternatif makanan atau aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. Apalagi petai cina sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Adapun mahasiswa UNY itu adalah Ahzami Fadilah Akbar (Teknik Elektro), Intan Diah Kusuma (Pendidikan Tata Boga), Wulan Febrianingsih (Pendidikan IPA), Siti Vera Lestari (Pendidikan Matematika) dan Asma Nur Azizah (Sastra Inggris).
Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Mi Jagung Sehat, Ini Cara Buatnya
Menurut Ahzami Fadilah Akbar, diabetes jadi salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat. Bahkan di Indonesia jadi salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia.
Dikatakan, pemanfaatan biji petai cina saat ini masih belum optimal, padahal kandungan zat nutrisi petai cina sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Biji petai cina mengandung tanin, galaktomanan, dan flavonoid. Dimana kandungan tersebut mempunyai efek untuk menurunkan kadar gula darah dengan cara menghambat aktivitas glukosidase dan alfa amilase yang berperan dalam absorpsi pada membran brush border usus.
"Penelitian tentang efek antidiabetes biji petai cina telah dilakukan sebelumnya," ujarnya dikutip dari laman UNY, Rabu (13/10/2021).
Yang mana pemberian ekstrak biji petai cina dosis 0,25 g/kg, 0,5 g/kg dan 1 g/kg mampu menurunkan kadar glukosa darah sebesar 49,97 persen, 56,80 persen dan 65,30 persen.
Selain itu pembuatan mi ini sekaligus untuk mengedukasi masyarakat bahwa petai cina tidak hanya dapat dimakan sebagai lauk atau lalap namun juga dapat diolah menjadi bentuk lain yang kaya manfaat.
Wulan Febrianingsih menambahkan, mereka mengolah petai cina menjadi mi karena mi merupakan makanan familier di masyarakat yang didapat dengan mudah dan harganya murah.
Baca juga: Ingin Bakso Jadi Kenyal dan Sehat? Akademisi UB: Pakai Bahan Ini
Mi yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar tetapi sedikit protein, vitamin, dan mineral.
"Sampai saat ini masih banyak anggapan masyarakat mengenai mi itu berbahaya dengan bahan kimia. Oleh karenanya kami membuktikan bahwa hal tersebut kurang tepat," tegas Wulan.
Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai gizi mi diantaranya dengan menambahkan sayuran pada bahan baku pembuatan mi, mengganti bahan tepung atau menambahkan bahan tambahan lainnya. Produk ini dinamai Beta Health Noodle.
Intan Diah menjelaskan bahan pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji petai cina yang sudah tua atau berwarna coklat.
Baca juga: Eksistensi Manusia Kerdil di Bengkulu Selatan Diteliti Mahasiswa UNY
Adapun cara membuatnya: