Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti UI: Tiga Masalah Gizi Ancam Masa Depan Remaja Indonesia

Kompas.com - 05/08/2021, 19:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Penurunan aktivitas fisik baik di dalam maupun di luar sekolah, gangguan pola makan, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dari luar rumah, dan buruknya keberagaman makanan, merupakan faktor yang berkontribusi pada tiga masalah gizi (triple burden of malnutrition) di kalangan remaja di Indonesia.

Ketiga masalah gizi tersebut adalah kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan zat gizi mikro dengan anemia.

Jika tidak ditangani secara baik dan sesegera mungkin, permasalahan gizi remaja akan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis di kemudian hari.

Kondisi tersebut dipaparkan dalam penelitian tentang gizi remaja di Indonesia hasil kolaborasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), UNICEF, Wageningen University & Research, dan Sight and Life.

Baca juga: 10 Pekerjaan yang Bakal Naik Daun di Indonesia 5 Tahun Mendatang

Gizi sebagai "modal" mencetak generasi emas

Prof Dwiana Ocviyanti, selaku Wakil Dekan bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan UI menyampaikan masalah gizi pada remaja merupakan langkah awal dan langkah penting untuk mendapatkan generasi emas.

Sebab menurutnya, masa remaja merupakan periode penting dalam membentuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi.

"Remaja kita memiliki beban masalah gizi, selain anemia pada remaja putri, kurang energi kronik (KEK), dan juga obesitas. Tiga hal ini sama-sama tidak menguntungkan untuk generasi emas kita, karena (kelak) mereka akan menghasilkan bayi-bayi (keturunan) yang bermasalah," paparnya seperti dirangkum dari laman Universitas Indonesia, Kamis (5/8/2021).

Ia berharap, melalui pertemuan tersebut, FKUI dapat memberikan masukan, rencana intervensi, serta penelitian lanjutan, untuk melahirkan rekomendasi program yang efektif agar dapat memperbaiki masalah kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia.

Baca juga: Ahli Gizi UGM: Pilihan Makanan untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Sementara itu, hasil penelitian Rina Agustina, Ketua Klaster HNRC IMERI dan Staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM, menyebutkan bahwa peningkatan masalah kegemukan atau obesitas pada remaja, saat ini berada pada titik yang mengkhawatirkan.

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tren prevalensi kegemukan dan obesitas pada remaja meningkat secara signifikan selama periode 2013 hingga 2018.

Selain itu, di Indonesia anemia pada remaja masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. Anemia dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif dan motorik pada remaja, penurunan produktivitas kerja, hingga efek merugikan pada bayi yang dilahirkan.

Perubahan diet dan gaya hidup, tegas dia, diyakini sangat berkontribusi pada terjadinya masalah ini di Indonesia.

Masa remaja merupakan fase yang sangat penting dalam membentuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi. Namun, remaja sangat rentan terhadap risiko kekurangan gizi, kurangnya aktivitas fisik, pergaulan bebas, dan berbagai perilaku yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Penelitian FKUI Ungkap Triple Burden of Malnutrition Remaja IndonesiaDok. Universitas Indonesia Penelitian FKUI Ungkap Triple Burden of Malnutrition Remaja Indonesia

Pemahaman minim tentang gizi remaja

Chief Nutrition UNICEF Indonesia, Jee-Hyun Rah menyebut remaja putri dan putra di Indonesia saat ini menghadapi krisis gizi.

“Satu dari empat remaja mengalami stunting, satu dari tujuh kelebihan berat badan atau obesitas, dan hampir seperempat remaja putri mengalami anemia. Kumpulan 9 artikel yang termasuk dalam edisi ini menyajikan kesempatan emas untuk memajukan pemahaman kita mengenai berbagai masalah gizi remaja dan memperkuat pendekatan berbasis bukti untuk memperbaiki gizi remaja di Indonesia,” kata dia.

Baca juga: Pelatihan Bahasa Korea Gratis Korea Foundation 2022, Tunjangan Rp 12,6 Juta Per Bulan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com