Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair: Lakukan Hal Ini Saat Orang Kolaps karena Olahraga

Kompas.com - 16/06/2021, 15:21 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Peristiwa kolaps saat olahraga menjadi peristiwa krusial yang harus mendapat pertolongan dengan cepat dan tepat agar tidak terjadi kematian.

Pakar Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Andrianto memaparkan pertolongan pertama yang harus dilakukan pada orang kolaps saat olahraga.

Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Gigi Anak ala Pakar Unair

"Kejadian kolaps saat olahraga perlu diberikan pertolongan oleh orang yang berada dekat dengan korban," ujar dia melansir laman Unair, Rabu (16/6/2021).

Pertama, kata dia, hal yang harus dilakukan adalah cek kesadaran korban dengan cara melakukan rangsangan memanggil korban atau memberi rangsangan nyeri.

Setelah itu dilanjutkan dengan memeriksa nadi dan pernapasan.

"Pemeriksaan nadi dilakukan dengan meraba nadi pada leher sekaligus melihat, mendengar, dan merasakan hembusan napas korban," ujar dia.

Kedua, jika tidak ada respon dari korban, nadi korban tidak teraba serta tidak ada pernapasan. Maka segera panggil tim emergensi sambil memberikan bantuan hidup dasar kepada korban.

"Bantuan hidup dasar yang dapat diberikan oleh penolong berupa mempertahankan jalan napas agar tidak terjadi sumbatan seperti lidah yang sering jatuh. Caranya dengan menengadahkan kepala, mengangkat dagu, dan mendorong rahang," jelas dia.

Baca juga: 5 Mahasiswa Unair Lolos SBMPTN 2021 Berusia 16 Tahun

Setelah itu lakukan pijat jantung luar dan berikan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut atau ke hidung.

Jika tersedia alat kejut listrik otomatis, dapat dilakukan tindakan kejut listrik untuk kasus henti jantung akibat gangguan irama pada jantung.

Bantuan hidup dasar, bilang dia, dilakukan hingga tim emergensi datang.

"Henti jantung dapat reversible apabila ditangani dalam hitungan menit namun apabila terlambat yaitu lebih dari 4 sampai 6 menit maka korban bisa meninggal," sebut dia.

Dia menegaskan, upaya mencegah episode henti jantung berlanjut menjadi kematian disebut cardio-pulmonary rescucitation (CPR).

"Bantuan ini diberikan agar suplai oksigen melaui peredaran darah ke otak, jantung, dan organ penting lainnya dapat diperhatikan," tegasnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan pertolongan pada keadaan darurat.

Baca juga: Alumni Unair Bagikan Tips Jitu Lolos Seleksi ASN

"Pelatihan bantuan hidup dasar yang diselenggarakan organisasi profesi terkait sebaiknya diikuti masyarakat awam karena sangat bermanfaat untuk kegawatan yang memburuhkan pertolongan segera," tutup dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com