Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Covid-19 Terus Bermutasi, Masyarakat Harus Disiplin Prokes

Kompas.com - 27/04/2021, 18:25 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung hampir di seluruh dunia. Bahkan angka kematian Covid-19 juga masih terus merangkak naik.

Salah satu langkah untuk mencegah penularan virus corona yakni dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, terlebih saat beraktivitas di luar rumah.

Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Gunadi menyebutkan, mutasi Covid-19 akan terus berlangsung.

Seperti di India yang berhasil mengidentifikasi adanya varian virus corona baru dengan tiga mutasi atau triple mutations.

Baca juga: Bisa untuk Diet, Ini Manfaat Kolang-kaling Menurut Pakar IPB

Varian yang dikenal dengan B.1.618 ini merupakan hasil evolusi dari mutasi ganda yang sebelumnya dikenal dengan varian B.1.617.

Gunadi meminta masyarakat tetap patuh menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Disiplin terapkan prokes

Begitupun usai menerima vaksin, masyarakat diminta untuk disiplin terhadap prokes sebab risiko infeksi masih dapat terjadi.

“Mutasi virus tidak akan pernah selesai. Sifat mutasi ini perlu diwaspadai, tetapi tidak perlu khawatir berlebihan dengan tetap menerapkan prokes,” kata Gunadi seperti dikutip dari laman UGM, Selasa (27/4/2021).

Gunadi mengungkapkan, menurut data GISAID, varian virus corona baru dengan dua atau tiga mutasi dari India sampai saat ini belum terdeteksi di Indonesia.

Baca juga: Pakar IPB: Ini Bahaya Makan Telur Setengah Matang

Namun tidak menutup kemungkinan, kedepan akan muncul varian virus corona baru di Indonesia. Pasalnya sebelumnya varian Inggris B.1.1.7 juga sudah terdeteksi di Indonesia.

Faktor mobilitas yang tinggi

Faktor mobilitas yang tinggi dan rendahnya penerapan prokes di masyarakat memperbesar peluang transmisi virus corona varian baru ini.

“Supaya di tanah air tidak terjadi seperti di India maka perlu disiplin terhadap prokes. Meski sudah divaksin jangan lantas longgarkan prokes karena masih bisa terinfeksi,” ucap Dosen FK-KMK UGM ini.

Gunadi menambahkan, saat ini belum ada studi atau penelitian terhadap tripel mutasi.

Baca juga: Siswa, 5 Perpustakaan Ini Sediakan Layanan Digital

Varian B.1.618 mengandung 3 mutasi 

Namun, yang perlu diwaspadai dari varian B.1.618 ini adalah mengandung tiga mutasi pada receptor binding domain (RBD) protein S yang berikatan langsung dengan sel inang manusia yaitu E484Q, L452R, dan V382L.

Mutasi E484Q terletak pada lokasi yang sama dengan mutasi E484K yang dideteksi pada varian Afrika Selatan dan Brazil.

Baca juga: Bahaya Makan Gorengan untuk Buka Puasa, Ini Penjelasan Pakar Gizi

Sehingga mutasi E484Q diduga mempunya sifat yang sama dengan E484K yaitu bisa menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.

“Saat ini belum ada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa varian B.1.617 maupun B.1.618 memengaruhi kecepatan transmisi atau penularan, keparahan penyakit Covid-19 serta efektivitas vaksin,” pungkas Gunadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com