Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa, Ini 5 Macam Klasifikasi Tipe Iklim dan Perbedaannya

Kompas.com - 26/04/2021, 13:56 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia hanya mengalami dua kali pergantian musim dalam setahun.

Di beberapa belahan bumi lainnya, ada juga wilayah yang tergolong iklim subtropis. Sehingga bisa mengalami musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin dalam kurun waktu satu tahun.

Merangkum dari laman ruang guru, ternyata klasifikasi iklim di dunia ini ada beberapa macam. Yuk kita simak, apa saja klasifikasi iklim dan perbedaannya.

Iklim adalah pola cuaca rata-rata yang terjadi untuk waktu yang relatif lebih lama dan mencakup wilayah yang luas.

Baca juga: Survei: 95 Persen PAUD di 117 Kabupaten/Kota Siap Belajar Tatap Muka

Iklim memiliki rentang waktu yang lama dan wilayah yang luas, sehingga bisa dikenali dan dikelompokkan dengan mudah.

Terdapat beberapa klasifikasi iklim yang digunakan secara global. Klasifikasi tersebut adalah:

1. Iklim Matahari

Iklim Matahari merupakan klasifikasi iklim yang didasarkan oleh panas matahari yang diterima bumi.

Menurut Iklim Matahari, iklim di bumi dibagi menjadi 4, yaitu tropis, subtropis, sedang, dan dingin.

Klasifikasi tipe iklim ini merupakan yang paling umum digunakan. Hal ini disebabkan, klasifikasi ini merupakan yang paling mudah dikenali apabila dibandingkan dengan klasifikasi lainnya.

Baca juga: Siswa, Begini Cara Menata Meja Kursi Kelas Saat Belajar Tatap Muka

2. Iklim Koppen

Iklim Koppen merupakan pengelompokkan iklim berdasarkan pada rata-rata curah hujan dan temperatur.

Klasifikasi iklim ini dibagi menjadi 5 tipe, dan masing-masing tipe menggunakan huruf sebagai simbolnya.

  • A: Iklim Tropis.
  • B: Iklim Kering.
  • C: Iklim Sedang.
  • D: Iklan Dingin.
  • E: Iklim Kutub.

3. Iklim Junghuhn

Iklim Junghuhn merupakan klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian dan vegetasi di kawasan tertentu. Pada klasifikasi ini, iklim dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

  • Zona Panas cocok untuk tanaman tembakau, jagung, tebu dan kelapa
  • Zona Sedang cocok untuk tanaman tembakau, kopi, cokelat dan teh.
  • Zona Sejuk cocok untuk tanaman kopi, kina, teh dan sayuran.
  • Zona Dingin tidak ada tanaman budidaya hanya lumut saja.

Baca juga: ITS Peringkat 1 Indonesia dan 64 Dunia pada THE Impact Rankings 2021

Iklim Junghuhn ini lebih ditujukan untuk kegunaan agrikultur.

4. Iklim Schmidt-Ferguson

Iklim Schmidt-Ferguson merupakan klasifikasi iklim berdasarkan curah hujan. Pada klasifikasi ini, iklim dibagi menjadi 8 tipe, yaitu:

  • A: Sangat Basah.
  • B: Basah.
  • C: Agak Basah.
  • D: Sedang.
  • E: Agak Kering.
  • F: Kering.
  • G: Sangat Kering.
  • H: Luar Biasa Kering.

Baca juga: 18 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi THE Impact Rangking 2021

Schmidt-Ferguson kriterianya adalah sebagai berikut:

  • Bulan Basah = Curah hujan >100mm.
  • Bulan Lembap = Curah hujan antara 60 - 100m.
  • Bulan Kering = Curah hujan <60mm.

5. Iklim Oldeman

Iklim Oldeman, yaitu klasifikasi iklim yang menggunakan curah hujan juga sebagai acuannya. Perbedaannya dengan iklim Schmidt-Ferguson adalah pada kriteria bulan basah dan cara menghitungnya.

Pada iklim Oldeman, untuk menentukan tipe iklimnya tidak perlu menggunakan rumus seperti iklim Schmidt-Ferguson. Kamu hanya perlu menentukan bulan basah dalam satu tahun berdasarkan curah hujannya. Kriteria bulan basah pada iklim Oldeman:

  • Bulan basah = curah hujan >200mm.
  • Bulan lembap = curah hujan 100 - 200mm.
  • Bulan kering = curah hujan <100mm.

Baca juga: Bahaya Makan Gorengan untuk Buka Puasa, Ini Penjelasan Pakar Gizi

Itulah 5 klasifikasi iklim dan perbedaannya. Semoga bisa bermanfaat bagi siswa yang tengah mempelajari klasifikasi iklim dan perbedaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com