Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicari, 3.000 Mahasiswa untuk Ikut Program Bangkit Kemendikbud 2021

Kompas.com - 15/02/2021, 16:04 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencari 3.000 mahasiswa untuk mengikuti Program Bangkit 2021.

Dengan menggandeng sejumlah mitra, seperti Gojek, Traveloka dan Tokopedia serta mitra unggulan lainnya, Program Bangkit sendiri dihadirkan untuk mengasah kemampuan teknologi mahasiswa dan pengembangan karier para mahasiswa di bidang teknologi.

“Pada 2020, jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 2.500 peserta dan yang diterima sebanyak 300 mahasiswa yang menyelesaikan program. Pada tahun ini, kita tingkatkan dari 40.000 peserta yang mendaftar terpilih sebanyak 3.000 mahasiswa,” kata Dirjen Dikti Kemendikbud, Prof Nizam, dilansir dari pembukaan Bangkit 2021 pada laman Youtube Ditjen Dikti, Senin (15/2/2021).

Baca juga: Ikut Program “Bangkit” Kemendikbud, Mahasiswa Bisa Dapat 20 SKS

Nizam mengatakan mahasiswa yang tergabung dalam program ini nantinya bakal diperkenalkan dengan teknologi artificial intelligence (AI) termasuk dikenalkan pada mesin teknologi perusahaan digital di Indonesia.

Program Bangkit atau Bangun Kualitas Manusia Indonesia ini sendiri merupakan program pembinaan talenta digital terampil. Program tersebut selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar yakni Kampus Merdeka.

Ia mengatakan dengan mengikuti program tersebut dapat diakui sebagai kegiatan belajar mahasiswa yang setara dengan 20 satuan kredit semester.

Menurut dia, mahasiswa Indonesia harus banyak belajar dari perusahaan berstatus unicorn dan decacorn milik Tanah Air tersebut.

Baca juga: Cara Daftar KIP Kuliah 2021, Bebas Biaya Kuliah dan Tunjangan Bulanan

Dengan begitu, Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia memiliki kemampuan untuk menciptakan ekosistem perekonomian yang baru.

Lulusan perguruan tinggi, kata Nizam bakal menghadapi tantangan yang tidak lagi sama saat lulus dari perguruan tinggi.

"Dunia yang dimasuki adalah dunia yang berbeda dengan hari ini. Untuk itu, perlu menyiapkan kompetensi yang sesuai,” katanya.

Mantan Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada itu menambahkan kemampuan teknologi digital terbukti telah mampu melahirkan perusahaan rintisan yang berkembang pesat. Dari 10 perusahaan dengan kategori Decacorn, lima di antaranya berasal dari Indonesia.

“Karena lewat perusahaan teknologi digital ini Indonesia berpeluang menghasilkan ekonomi baru senilai 360 miliar US Dollar. Dan itu mampu menyumbang lebih dari 50 persen untuk pertumbuhan AI di Asia Tenggara,” ujarnya.

Ia mengatakan, nantinya akan dipilih peserta terbaik yang akan diberikan pendalaman dan pelatihan lanjutan di Stanford Univeristy, Amerika Serikat.

Baca juga: Mahasiswa Bisa Dapat hingga Rp 2,4 Juta di Program Kampus Mengajar

“Mengikuti Bangkit ini sebagai program kampus merdeka dalam pembekalan untuk keterampilan karier. Para peserta terbaik akan mendapatkan pelatihan dari Stanford University melalui program khusus yang kita siapkan di 15 perguruan tinggi kita. Jadi silakan menyiapkan diri sehingga bisa menghasilkan yang terbaik lewat Bangkit 2021,” jelasnya.

Sementara, Kepala Divisi pendidikan Google Asia Pasifik, Wiliam Florance, mengatakan program tersebut sangat penting dalam membangun ekonomi digital Indonesia.

“Jumlah kuotanya 10 kali lebih banyak dari tahun sebelumnya, sementara yang mendaftar 40.000 orang. Mereka terpilih setelah melalui empat tahap seleksi,” kata Florance.

Ia mengatakan sejumlah anak muda alumni Bangkit 2020 telah merasakan manfaat dari program itu dalam mengembangkan kariernya dibidang digital.

"Program Bangkit tersebut dimentori sebagian besar dari praktisi atau sekitar 68,1 persen, sementara 31,8 persen dari akademisi,"jelas dia. Nantinya, Para mahasiswa akan dilatih selama kurang lebih sembilan pekan dengan bahasa pengantar adalah bahasa Inggris.

Baca juga: Ini Alur Pendaftaran Kampus Mengajar untuk Mahasiswa Tahun 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com