Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daur Ulang Sampah, Tetra Pak Buka Booth Edukasi di Taman Pintar

Kompas.com - 10/12/2020, 19:35 WIB
Dian Ihsan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tetra Pak Indonesia membuka booth edukasi interaktif di Taman Pintar Yogyakarta. Hal ini bertujuan demi mengatasi masalah pengelolaan dan daur ulang sampah di Kota Gudeg.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyambut positif langkah Tetra Pak yang ingin berkontribusi dan berupaya dalam mengatasi masalah pengelolaan dan daur ulang sampah di Yogyakarta dan daerah lain di Indonesia. Instalasi baru ini sejalan dengan upaya kampanye dan daur ulang yang dijalankan pemerintah daerah (Pemda) Yogyakarta.

Baca juga: Peneliti: PJJ Tak Boleh Dipermanenkan untuk Siswa SD

Pengelolaan sampah yang tepat dan pengembangan ekonomi sirkuler, kata dia, tidak hanya membantu melestarikan planet ini, tetapi juga berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja dan membuka peluang bagi masyarakat.

"Kami mendorong warga Yogyakarta untuk mengunjungi booth ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang pemilahan sampah dan daur ulang kemasan karton bekas minum," kata Heroe saat dalam acara konferensi pers secara online, Kamis (10/12/2020).

Sustainability Manager Tetra Pak Indonesia, Reza Andreanto menyatakan, peluncuran booth edukasi di Taman Pintar memiliki tujuan agar pengujung dan anak sekolah bisa belajar dan bertanggung jawab dalam daur ulang sampah.

Berdasarkan studi yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, hampir separuh masyarakat setempat mulai memilah sampahnya di rumah. Di antara mereka yang telah memilah sampah, 77,6 persen sudah mulai memisahkan sampahnya menjadi dua kategori, basah dan kering.

Meskipun persentase ini tinggi, guna memastikan efisiensi daur ulang, masih ada kebutuhan untuk mengedukasi konsumen untuk memisahkan jenis sampah lebih dari dua kategori ini.

"Kami akan terus mengedukasi dan menginformasikan kepada konsumen tentang pentingnya memilah sampah ke dalam kategori lain, seperti kemasan karton bekas minum," jelas Reza.

Baca juga: Simak 5 Manfaat Kuliah Sambil Kerja

Dia menyebutkan, dengan berbagi lebih banyak tentang apa yang membuat karton Tetra Pak dan kemampuan daur ulangnya, konsumen bisa mendapatkan informasi yang lebih baik. Lebih dari 70 persen karton Tetra Pak, terbuat dari kertas karton dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab dan sumber terkontrol lainnya.

"Artinya bisa didaur ulang dan dijadikan berbagai produk seperti kertas daur ulang, lembaran atap dan furnitur yang terbuat dari PolyAl," kata Reza.

Indonesia salah satu penghasil kertas terbesar

Reza mengaku, Indonesia adalah salah satu negara penghasil kertas terbesar di Asean dan negara ini mengimpor sekitar 4,5 juta ton limbah kertas untuk dijadikan bahan baku industri penghasil kertas.

"Hal ini merupakan sebuah bukti bahwa kemasan karton bekas minum memiliki potensi yang sangat besar," tambah Andreanto.

Kepala Taman Pintar Yogyakarta, Afia Rosdiana menekankan pentingnya edukasi pengelolaan sampah. Oleh karena, dirinya berterima kasih kepada Tetra Pak, karena telah menciptakan pengalaman interaktif yang menyenangkan tentang keberlanjutan dan pengelolaan sampah.

"Dengan rata-rata satu juta pengunjung per tahun, manajemen Taman Pintar percaya bahwa booth edukasi ini akan membantu memperkuat upaya edukasi pengelolaan sampah dan akan berdampak positif bagi masyarakat kami di Yogyakarta dan Indonesia," ungkap Afia.

Selain membuka booth edukasi, Tetra Pak juga mengumumkan kemitraan baru mereka dengan RAPEL, sebuah mitra pengumpul sampah rumah tangga dan industri sesuai permintaan.

Baca juga: 6 Tips agar Mahasiswa Tidak Boros Saat Kuliah

"Kolaborasi dengan Tetra Pak Indonesia tidak hanya akan membantu membawa aplikasi inovatif kami ke lebih banyak konsumen, tetapi juga akan membantu pengelolaan sampah dan pengurangan timbulannya di Yogyakarta serta berkontribusi terhadap implementasi ekonomi sirkuler," pungkas Liasion Assistant RAPEL, Marta Yenni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui LPAI, Menparekraf Bicara soal Dampak Buruk Game Online dan Nasib Anak Bangsa

Temui LPAI, Menparekraf Bicara soal Dampak Buruk Game Online dan Nasib Anak Bangsa

Edu
15 SMA Swasta Terbaik di Jogja, Nomor 1 Sekolah Khusus Laki-laki

15 SMA Swasta Terbaik di Jogja, Nomor 1 Sekolah Khusus Laki-laki

Edu
Mendikbud Minta PTN Kembalikan Kelebihan Bayar UKT Mahasiswa

Mendikbud Minta PTN Kembalikan Kelebihan Bayar UKT Mahasiswa

Edu
Gelar 'Mini Workshop', Pulpenmas Institute Ajak Sekolah Mulai Perhatikan 'Customer Experience'

Gelar "Mini Workshop", Pulpenmas Institute Ajak Sekolah Mulai Perhatikan "Customer Experience"

Edu
Seluruh Lulusan Kelas 2024 Sinarmas World Academy Diterima di Universitas Top Dunia

Seluruh Lulusan Kelas 2024 Sinarmas World Academy Diterima di Universitas Top Dunia

Edu
7 Program Prioritas Kemenag bagi Guru dan Tendik 2024, Salah Satunya Insentif

7 Program Prioritas Kemenag bagi Guru dan Tendik 2024, Salah Satunya Insentif

Edu
11 SMA dengan Nilai UTBK Tertinggi di Tangsel, Referensi PPDB 2024

11 SMA dengan Nilai UTBK Tertinggi di Tangsel, Referensi PPDB 2024

Edu
UKT Batal Naik, Mendikbud Minta PTN Rangkul Mahasiswa yang Mengundurkan Diri

UKT Batal Naik, Mendikbud Minta PTN Rangkul Mahasiswa yang Mengundurkan Diri

Edu
PPDB Jabar 2024: Cek Dokumen yang Dibutuhkan dan Kuota Semua Jalur

PPDB Jabar 2024: Cek Dokumen yang Dibutuhkan dan Kuota Semua Jalur

Edu
Gelar Dialog di Universiti Sains Malaysia, JIC Ajak Mahasiswa Terlibat Misi Perdamaian Global

Gelar Dialog di Universiti Sains Malaysia, JIC Ajak Mahasiswa Terlibat Misi Perdamaian Global

Edu
Kisah Nikita, Sempat Alami Diskriminasi karena Disabilitas, Kini Lulus dari UGM

Kisah Nikita, Sempat Alami Diskriminasi karena Disabilitas, Kini Lulus dari UGM

Edu
20 SMA Terbaik di DKI Jakarta, Referensi Daftar PPDB 2024

20 SMA Terbaik di DKI Jakarta, Referensi Daftar PPDB 2024

Edu
Selain Batalkan Kenaikan UKT, Kemendikbud Juga Minta PTN Lakukan Ini

Selain Batalkan Kenaikan UKT, Kemendikbud Juga Minta PTN Lakukan Ini

Edu
LPDP Tahap 2 Dibuka Juni, Ini Perbedaan LPDP Reguler dan LPDP PTUD

LPDP Tahap 2 Dibuka Juni, Ini Perbedaan LPDP Reguler dan LPDP PTUD

Edu
BEM SI Minta Kemendikbud Revisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 soal UKT

BEM SI Minta Kemendikbud Revisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 soal UKT

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com