Oleh: Kiki Fatmawati | Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (PGMI UIN STS) Jambi
KOMPAS.com - "New Normal" merupakan istilah untuk tatanan hidup baru atau panduan tata kehidupan baru yang bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
Kita tidak bisa terus-terusan termangu. Kita harus tetap bergerak melakukan kegiatan untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Inilah yang dimaksud dengan tatanan hidup baru ini, tetap melakukan kegiatan seperti biasa, namun harus sesuai dengan standar protokol kesehatan di tempat umum.
Menteri Kesehatan mengatur atau memberi panduan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di tempat kerja perkantoran dan industri dalam mendukung keberlangsungan usaha pada situasi pandemi.
Begitu pula di bidang pendidikan telah diputuskan mengenai tatanan kehidupan baru dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Melalui telekonferensi dalam kanal Youtube pada 15 Juni 2020, Mendikbud menjelaskan bagi peserta didik dasar dan menengah pada tatanan pendidikan di era new normal akan diberlakukan di tahun ajaran 2020/2021 dan tetap dimulai bulan Juli 2020.
Itu dilaksanakan berdasarkan aturan seperti wilayah zona kuning, oranye, dan merah tidak diperbolehkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka dan tetap dilanjutkan pembelajaran dari rumah secara jarak jauh via dalam jaringan (daring).
Baca juga: Blended Learning, Membangun Ruang Belajar Zaman Now Menyenangkan
Salah satu metode pembelajaran ideal di era new normal akan diberlakukan adalah metode blended learning.
Blended learning pada dasarnya mengombinasikan aspek positif dari dua jenis lingkungan belajar, yaitu pembelajaran di kelas dan e-learning (Bonk dan Graham, 2006).
Sesuai dengan yang dikemukakan Noord et al (2007), pembelajaran blended adalah suatu kombinasi dari berbagai modus pembelajaran daring, luring dan tatap muka (in-person learning).
Pembelajaran blended menjadi lebih kukuh dan terkenal dengan semakin tersedianya pilihan, baik pembelajaran sinkron maupun asinkron.
Mengacu pada berbagai definisi di atas, pembelajaran blended adalah pembelajaran yang memiliki karakteristik mengombinasikan strategi terbaik dari dua seting belajar tradisional (sinkron, di dalam kelas) dan daring (asinkron, di luar kelas).
Kelemahan pembelajaran tradisional dapat disinergikan/integrasikan dengan kelebihan dari pembelajaran daring. Tujuan utamanya adalah mencapai efektivitas belajar secara optimal/maksimum.
"Blended learning suatu bentuk sistem pembelajaran yang mengombinasikan sedemikian rupa antara strategi pembelajaran sinkron dan asinkron dalam rangka menciptakan pengalaman belajar untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditentukan secara optimal."
Blanded learning memberikan dua metode yang ideal dengan gagasan sistem pendidikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim di tengah pandemi ini.