Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Matahari Tepat di Atas Kabah, Simak Cara Cek Ulang Arah Kiblat

Kompas.com - 28/05/2022, 10:56 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Matahari akan berada tepat di atas Kabah pada hari ini, Sabtu (28/5/2022). Fenomena tersebut bisa dimanfaatkan oleh umat Islam di dunia, termasuk Indonesia, untuk mengecek ulang arah kiblat shalat.

Fenomena yang akan terjadi pada siang hari ini dikenal dengan sebutan Kulminasi Agung (Great Culmination atau Istiwa'ul A'zham).

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang menjelaskan, saat Matahari berada tepat di atas Kabah, bayangan benda yang terbentuk pun akan mengarah ke Kabah.

Dia menjelaskan, secara astronomis, Kulminasi Agung terjadi saat deklinasi Matahari bernilai sama atau kecil selisihnya dengan lintang geografis Kabah.

Andi mengungkapkan, fenomena Matahari berada tepat di atas Kabah akan terjadi sebanyak dua kali pada tahun ini, yakni pada 28 Mei 2022 dan 15 Juli 2022.

Baca juga: Rekor Baru Matahari Buatan China, Bisa Menyala hingga 17 Menit

Waktu Kulminasi Agung atau fenomena Matahari berada tepat di atas Kabah

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (27/5/2022), Andi menjelaskan, puncak Kulminasi Agung pertama tahun ini akan terjadi pada 28 Mei 2022 pukul 16.17 WIB atau 17.17 WITA atau 18.17 WIT.

"Tanggal dan waktu ini dapat digunakan untuk mengecek kembali arah kiblat di masjid atau mushala masing-masing," kata Andi.

Akan tetapi, jika cuaca di wilayah masing-masing tidak mendukung, meluruskan atau mengecek kiblat bisa dilakukan pada dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena, sejak lima menit sebelum hingga lima menit sesudah puncak Kulminasi Agung.

"Misalkan, jika 28 Mei 2022 ternyata berawan, pengamatan dapat dilakukan pada tanggal 26-30 Mei pukul 16.13-16.23 WIB atau 17.13-17.23 WITA atau 18.13-18.23 WIT," jelasnya.

Tak semua wilayah di Indonesia bisa memanfaatkan Kulminasi Agung 28 Mei 2022

Sayangnya, tidak semua wilayah di Indonesia bisa memanfaatkan fenomena Matahari berada di atas Kabah untuk meluruskan kiblat shalat.

Baca juga: Akhir Januari 2022, Matahari akan Terbenam Lebih Lambat di Indonesia

Adapun sejumlah wilayah di Indonesia yang tidak bisa meluruskan atau mengecek arah kiblat antara lain:

- Kabupaten Maluku Tengah

- Kabupaten Seram Bagian Timur

- Kabupaten Kepulauan Tanimbar

- Kabupaten Kepulauan Kei

- Kota Tual

- Kabupaten Maluku Barat Daya (kecuali Pulau Wetar)

- Kabupaten Kepulauan Aru

- Provinsi Papua Barat

- Provinsi Papua

"Kesembilan wilayah ini dapat meluruskan arah kiblat ketika Matahari berada di titik balik atau Nadir Kabah, yakni 29 November pukul 06.09 WIT dan 14 Januari pukul 06.30 WIT," ujar Andi.

Cara cek arah kiblat shalat

Selain mudah dan murah, penentuan arah kiblat shalat menggunakan Kulminasi Agung juga memiliki hasil yang akurat. Bahkan, menurut Andi, hasilnya lebih akurat dibandingkan memakai alat bantu seperti kompas.

Baca juga: Daftar Wilayah yang Bisa Saksikan Gerhana Matahari Terakhir di Tahun 2021

"Kompas dipengaruhi oleh medan magnet alami maupun buatan sehingga dapat memengaruhi keakuratan pengukuran," paparnya.

Sebelum mengecek kembali arah kiblat, berikut ini beberapa alat yang harus disiapkan:

- Tongkat lurus atau benda tegak tidak berongga seperti spidol papan tulis, botol plastik PET, dan botol minum. Bisa juga menggunakan benang berbandul.

- Jam yang sudah dikalibrasikan (bisa merujuk pada http://jam.bmkg.go.id/Jam.BMKG atau https://time.is/)

Berikut cara mengecek kembali arah kiblat shalat menggunakan fenomena Matahari di atas kabah:

1. Tentukan tempat yang akan diketahui arah kiblatnya. Cari lokasi yang rata dan tentunya terkena cahaya Matahari.

Baca juga: Badai Matahari dan Dampaknya Pada Kehidupan Manusia

2. Tancapkan tongkat (atau benda lain yang tersedia) di atas permukaan tanah dan pastikan tongkat tegak lurus (90 derajat dari permukaan tanah). Jika menggunakan benang berbandul, cukup gantungkan benang.

3. Tunggulah hingga waktu Kulminasi Agung tiba, kemudian amati bayangan tongkat atau benang pada waktu Kulminasi Agung.

4. Tandai ujung bayangan, dan tariklah garis lurus dengan pusat bayangan tongkat atau bandul.

5. Garis lurus yang menghadap dari ujung pusat ke pusat bayangan merupakan arah kiblat untuk tempat tersebut.

Rentang waktu Kulminasi Agung

Tanggal maupun jam terjadinya Kulminasi Agung tidak tetap setiap tahun, karena gerak semu tahunan Matahari relatif berubah-ubah jika mengacu pada kalender Masehi.

Akan tetapi, setidaknya hingga tahun 2071 mendatang, tanggal fenomena ini masih dalam rentang yang sama, yakni 27-28 Mei dan 15-16 Juli.

Rentang tanggal tersebut dipengaruhi oleh perubahan kemiringan sumbu Bumi yang berfluktuasi antara 24,1 derajat pada 7530 SM hingga 22,7 derajat pada 2030 M.

"Kemiringan sumbu Bumi yang semakin kecil mengakibatkan femonena ini akan terjadi lebih lambat pada Mei atau lebih cepat pada Juli jika dibandingkan dengan saat ini," pungkasnya.

(Penulis: Diva Lufiana Putri | Editor: Rendika Ferri Kurniawan)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com