Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Makanan yang Harus Dihindari Oleh Orang Usia 50 Tahun ke Atas

Kompas.com - 23/04/2022, 17:30 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

3. Gorengan

Pola makan tinggi lemak jenuh seperti gorengan, berkontribusi besar terhadap risiko penyakit jantung.

Baca juga: Makanan Apa Saja yang Bisa Meningkatkan Imunitas Saat Puasa?

“Jika ingin menjaga kesehatan jantung setelah usia 50 tahun, inilah saatnya memperhatikan asupan lemak jenuh secara serius,” ujar ahli gizi, Rebecca Schilling.

Rebecca menjelaskan, makanan tinggi lemak jenuh bisa menyumbat arteri, meningkatkan kolesterol jahat, dan menyebabkan tekanan darah tinggi.

4. Makanan ringan

Makanan gurih termasuk berbagai macam keripik mengandung sodium, lemak jenuh, dan tambahan gula.

“Camilan dalam kemasan tidak hanya tinggi sodium, tetap juga mendorong seseorang untuk memakannya terus dan meningkatkan risiko kenaikan berat badan karena rasanya sangat gurih dan asin,” kata ahli diet dari layanan kesehatan dan kebugaran WellnessVerge, Melissa Mitri.

Konsumsi makanan ringan gurih dan asin pada usia 50 tahun tentu bukan pilihan yang tepat. Oleh karena itu, cobalah mengonsumsi buah-buahan segar sebagai pengganti camilan gurih.

Baca juga: CDehidrasi Saat Puasa, Ini Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Buka dan Sahur

5. Minuman diet

Mengganti minuman manis menjadi minuman dengan embel-embel diet seperti soda diet, terdengar solutif. Sayangnya, hal itu tetap berpengaruh buruk terhadap kesehatan jantung.

Ahli gizi diet dari Paloma Health, Arika Hoscheit mengatakan, minuman diet biasanya mengandung pemanis buatan yang bisa memicu risiko penyakit kardiometabolik, termasuk tekanan darah tinggi, kencing manis, dan kegemukan.

Studi oleh Diabetes Care (2009) menemukan bahwa orang yang minum soda diet setiap hari memiliki risiko 36 persen lebih besar terkena sindrom metabolik.

Sementara itu, 67 persen lainnya berisiko terkena diabetes tipe 2 jika dibandingkan dengan peminum soda biasa.

Hoscheit menambahkan, rasa manis buatan dari minuman diet rendah dan tanpa kalori justru mempersulit tubuh untuk mengukur kepadatan kalori.

Menurutnya, mengurangi asupan minuman diet bisa membantu menurunkan nafsu makan, meningkatkan manajemen berat badan, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

(Penulis: Diva Lufiana Putri | Editor: Rizal Setyo Nugroho)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com