Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskusi Film "Muhammad Rasulullah", Sinema Iran untuk Islam Damai

Kompas.com - 18/04/2022, 06:00 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Film Muhammad Rasulullah yang dirilis pada tahun 2015 masih relevan untuk diperbincangkan.

Film yang digarap sutradara terkenal asal Iran, Majid Majidi, ini menceritakan sosok Nabi Besar Muhammad SAW dengan menonjolkan aspek humanis dan kasih sayang. Menurut sutradara, film ini digarap untuk menunjukkan bahwa Islam itu rahmatan lilalamin (damai).

Film yang mengisahkan Nabi Muhammad SAW saat ini tercatat baru dua. Pertama diproduksi pada tahun 1976 di Suriah dengan sutradara Moustapha Akkad. Lalu yang kedua adalah Muhammad Rasulullah diproduksi pada tahun 2015 dengan sutradara Majid Majidi.

Film yang tebaru itu menjadi bahan diskusi yang digelar organisasi alumni perguruan tinggi Iran, Ikatan Alumni Jamiatul Mustofa (Ikmal), secara virtual pada Sabtu (16/4/202).

Baca juga: Sinopsis Film Curse of the Golden Flower, Runtuhnya Kerajaan karena Ulah Anggota Keluarga

Diskusi tersebut dihadiri Duta Besar Iran untuk Indonesia Dr Mohammad Azad, Iran Cultural Counsellorship Embassy of the Islamic Republik of Iran Jakarta-Indonesia Dr Muhammad Reza Ebrahimi, sutradara Laskar Pelangi Riri Riza, dan penerjemah film Muhammad Rasulullah Dr Otong Sulaiman. Sementara moderatornya adalah Muhammad Ma'ruf PhD.

Iran Cultural Counsellorship Embassy of the Islamic Republik of Iran Jakarta-Indonesia Dr Muhammad Reza Ebrahimi dalam sambutannya mengatakan, film Muhammad Rasulullah karya Majid Majidi ini sangat mirip dengan kenyataan. Film ini menyajikan sistem komunikasi manusiawi Rasulullah dalam tiga bidang, yakni intrapersonal, interpersonal, dan publik.

Ia mengatakan, intrapersonal Nabi SAW adalah berupa tawakal di medan yang keras. Kemudian sisi interpersonalnya Nabi dalam film tersebut ditunjukkan dengan jiwanya yang pemalu, rasa hormat terhadap wanita, memiliki kecintaan dan kasih sayang kepada umat manusia.

Sedangkan komunikasi publik ditunjukkan dengan adanya kerja sama saling membantu dan bagaimana menghadapi tradisi yang menyimpamg kala itu.

Mengutip ucapan Majid Majidi, Reza menyatakan bahwa film Muhammad Rasulullah adalah salah satu upaya untuk menunjukkan kepada dunia tentang bacaan Islam yang benar, yaitu sebuah agama yang didasarkan pada kemuliaan manusia.

"Misi terpenting Nabi adalah untuk menghidupkan kembali moralitas, sesuatu yang jarang terlihat di dunia saat ini," kata Reza dalam bahasa Iran yang diterjemahkan oleh Imam Ghozali.

"Sayangnya, beberapa orang menunjukkan Islam dengan cara fanatik dan dibarengi dengan kekerasan, sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Islam," lanjut Reza kembali mengutip ucapan Majid Majidi.

Penilaian dari Sutradara Laskar Pelangi

Riri Riza, sutradara Laskar Pelangi, menilai film Muhammad Rasulullah adalah salah satu puncak dari karya sutradara Majid Majidi yang dikenal sebagai realis modern. Hal itu juga terlihat dari karya film sebelumnya seperti Children of Heaven yang masuk box office.

"Film Muhammad Rasulullah ini adalah salah satu film epos, kalau di Indonesia ini mungkin sudah lama kita tidak melihat film besar seperti ini," kata Riri.

Menurut Riri, film Muhammad Rasululah memiliki kekhususan yang luar biasa. Sebab, tokoh yang dijadikan sentral dalam cerita di film ini adalah Nabi Muhammad SAW, salah satu tokoh terpenting dalam peradaban dunia.

Ia menilai sang sutradara benar-benar menggarap serius film tersebut. Riri yakin bahwa Majid Majidi adalah seorang sienas yang tidak terkonfromikan atau tidak harus berubah ketika menggambarkan sebuah cerita dalam film.

"Karena saya yakin beliau punya kecintaan pada pada medium film. Dia punya rasa yakin bahwa apabila ingin membuat film tentang Muhammad Rasulullah mesti menjadi sebuah film yang menggambarkan semua dimensi atau perasaan, bukan hanya kekaguman, tetapi kebesaran dari tokoh yang akan diceritakan itu," jelas Riri.

Baca juga: Fakta Menarik Film Kukira Kau Rumah, Adaptasi Lagu hingga Angkat Isu Kesehatan Mental

Riri juga mengagumi desain produksi film Muhammad Rasulullah. Menurutnya, hal itu luar biasa.

"Kita bisa lihat setiap bingkai gambar dalam film ini, bukan hanya indah tapi juga realistis menggambarkan periode di mana cerita itu berlangsung," jelasnya.

Sinematografi juga menggambarkan ada semacam magical realism di dalam film tersebut. Kata Riri, kejadian Rasulullah ini merupakan sebuah keajaiban dan gambaran mukjizat.

"Tentu saja sinema punya kekuatan untuk bisa menceritakan itu. Ini secara teknis," kata dia.

Dari segi alur cerita, Riri Riza yang juga merupakan penulis cerita merasa yakin bahwa aspek yang diperhatikan sutradara adalah penokohan.

Selain Muhammad SAW, dalam film itu juga diceritakan tokoh lain seperti Abu Thalib awal dan Abu Lahab muda.

"Jadi ada semacam tetap bagaimana di dalam film itu ada drama. Ini adalah satu hal penting dan merupakan kesadaran seorang pencerita, bagaimana penonton tetap harus diajak untuk bisa terlibat secara emosi dalam cerita, bukan hanya dalam konteks sejarah," jelasnya.

Tentang film Muhammad Rasulullah

Mengutip narasi dalam pengantar diskusi, film Muhammad Rasulullah dirilis pada 2015 merupakan karya puncak Majid Majidi. Film ini menghabiskan dana sekitar 40 juta dolar AS atau setara dengan Rp 573 miliar lebih.

Hingga saat ini tercatat baru ada dua film tentang Nabi Muhammad. Sebelumnya, film dengan tema serupa dirilis pada tahun 1976 dengan sutradara Moustapha Akkad.

Sejak dirilis pada tahun 2015 film Muhammad Rasulullah belum pernah didiskusikan oleh para sienas Indonesia. Oleh karena itu, diskusi tentang film tersebut yang digelar secara virtual dengan menghadirkan tokoh sineas Indonesia, Riri Riza, pada Sabtu kemarin merupakan yang perdana.

Sang sutradara Majid Majidi di awal membuat semacam disclaimer bahwa film Muhammad Rasulullah memuat fakta sejarah serta kesan pribadi sutradara yang bebas tentang Nabi Muhammad.

Oleh karena itu, beberapa peristiwa dalam film tersebut tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, tetapi memang mirip dengan peristiwa dalam biografi Nabi.

Dalam film ini, sutradara ingin menggambarkan bahwa kelahiran Muhammad adalah sebuah rahmat dan berkah untuk umat manusia, baik muslim ataupun bukan.

Majid pun menyatakan bahwa tujuan di balik penyajian adegan-adegan tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa seluruh umat manusia dapat merasakan kehadiran Nabi sekaligus rahmat-Nya.

Baca juga: 5 Film Animasi tentang Fenomena Sosial yang Menghibur dan Mendidik

Sayangnya, dalam diskusi tersebut, sutradara Majid Majidi tidak bisa hadir karena terkendala sinyal. Ia masih berada di pegunungan.

Namun ia sempat merekam suara dan dikirimkan kepada moderator Muhammad Ma'ruf yang berisi permintaan maaf tidak bisa hadir secara virtual dalam diskusi sinema Muhammad Rasulullah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com