Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Kritik Soal Berbahasa Sunda, Film Internasional Ini Justru Gunakan Bahasa Sunda

Kompas.com - 22/01/2022, 14:55 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Ribut-ribut soal Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara bahasa Sunda berujung permintaan maaf Arteria Dahlan.

Kasus itu bermula dari kritik yang disampaikan Arteria dalam rapat kerja Komisi III DPR RI dengan Kejaksaan Agung, Senin (17/1/2022).

Dalam kesempatan tersebut, anggota DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan itu meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin mencopot seorang Kajati yang bicara menggunakan bahasa Sunda dalam sebuah rapat.

"Ada kritik sedikit Pak JA (Jaksa Agung), ada Kajati, Pak, dalam rapat, dalam raker (rapat kerja) itu ngomong pakai bahasa Sunda. Ganti, Pak, itu," pinta Arteria.

Tidak jelas siapa Kajati yang Arteria maksud. Namun, menurut dia, dalam memimpin rapat seorang Kajati harus menggunakan bahasa Indonesia agar tak terjadi salah persepsi dari orang yang mendengarnya.

"Kita ini Indonesia, Pak. Nanti orang takut, kalau pakai bahasa Sunda ini orang takut, ngomong apa, Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas," ujarnya.

Berbeda dengan apa yang terjadi atas kritik tersebut, Indonesia justru berhasil mendapatkan prestasi atas Bahasa Sunda, yaitu masuknya film Nana (Before, Now, and Then) ke kancah internasional.

Baca juga: Ribut Kritik Kajati Berbahasa Sunda: Arogansi Arteria Dahlan yang Berujung Permintaan Maaf

Film Nana (Before, Now, and Then) masuk Berlinale Film Festival 2022

Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh sutradara Kamila Andini di dunia perfilman. Film terbarunya yang berjudul Nana (Before, Now, and Then) masuk dalam kompetisi utama di Berlinale Film Festival 2022.

Festival Berlinale ini akan digelar 10-20 Februari mendatang.

Sebagai informasi, seluruh dialog di film Nana (Before, Now, and Then) menggunakan Bahasa Sunda.

Nana (Before Now & Then) diangkat dari sebuah kisah Raden Nana Sunani, yang diadaptasi dari penggalan novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran.

Film ini menceritakan tentang seorang perempuan biasa bernama Nana yang hidup di tahun 1960-an.

Ia melarikan diri dari kota kelahirannya pada saat akan dipersunting. Nana kemudian tinggal di Bandung dan menikah dengan pria dari keluarga menak.

Baca juga: Film Nana Masuk Berlinale, Laura Basuki Bakal Pulang Kampung hingga Pelajari Bahasa Sunda

Masuknya film Nana (Before, Now, and Then) di nominasi Berlinale 2022, tentunya membuat bangga masyarakat Indonesia. Khususnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

(Sumber : Kompas.com Penulis Fitria Chusna Farisa, Vincentius Mario | Editor Fitria Chusna Farisa, Novianti Setuningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com