Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pemerintah Akan Naikkan Tarif Listrik, Elpiji 3 Kg, Pertalite, dan Solar

Kompas.com - 17/04/2022, 05:30 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah disebut tengah berencana menaikkan harga sejumlah komoditas energi di level konsumen, seperti tarif dasar listrik, elpiji 3 kg, pertalite, dan solar.

Kenaikan harga tersebut diklaim sebagai upaya pemerintah untuk menghemat APBN. Pasalnya, jika tak ada penyesuaian, tingginya harga minyak dunia saat ini akan memberatkan keuangan negara.

Kenaikan harga Pertalite dan Solar

Konflik antara Rusia dan Ukraina membuat harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan, termasuk bagi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price atau ICP) yang mencapai 98,4 dollar AS per barel pada Maret 2022.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (14/4/2022), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, realisasi ICP tersebut jauh lebih tinggi daripada asumsi 2022 yang hanya 63 dollar AS per barel.

Selain itu, Arifin menambahkan, rata-rata harga CP Aramco elpiji juga mencapai 839,6 dollar AS per metrik ton, jauh di atas asumsi awal pemerintah yakni 569 dollar AS per metrik ton.

Baca juga: PPN Naik, Simak Daftar Harga Paket WiFi Indihome Terbaru April 2022

"Untuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti KBLBB, bahan bakar gas (BBG), bioethanol, bioCNG, dan lainnya," kata Arifin.

Sebagai informasi, pertalite dan solar tidak mengalami kenaikan harga karena mendapatkan subsidi dari pemerintah. Padahal, BBM lainnya yang nonsubsidi telah mengalami kenaikan harga sejak 1 April 2022 untuk merespons tingginya harga minyak dunia.

Harga Pertalite saat ini masih Rp 7.650 per liter, sedangkan Solar masih dijual dengan harga Rp Rp 5.150 per liter.

Arifin menjelaskan, strategi menghadapi kenaikan harga minyak dunia juga dilakukan melalui pengamanan cadangan operasional menjadi 30 hari dari yang sebelumnya hanya 21 hari.

Arifin melanjutkan, melakukan manajemen stok secara jangka panjang juga merupakan strategi yang akan dilakukan dalam kondisi saat ini.

Baca juga: Harga Pertalite per Liter Setelah Ditetapkan Menjadi BBM Penugasan

"Serta melakukan optimalisasi campuran bahan bakar nabati dalam solar," ujar Arifin.

Secara rinci, Solar diusulkan bertambah 2,29 juta kilo liter (KL) menjadi 17,39 juta KL, minyak tanah bertambah 0,10 juta KL menjadi 0,58 juta KL, dan Pertalite bertambah 5,45 juta KL menjadi 28,50 juta KL.

"Untuk jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu yaitu minyak Solar dan minyak tanah, juga JBKP Pertalite, dan melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi," jelasnya.

Kenaikan tarif listrik

Harga dasar listrik dari PLN juga direncanakan akan naik, karena kenaikan harga bahan bakar fosil, baik minyak bumi maupun batu bara.

"Dalam jangka pendek, rencana penerapan tarif adjustment tahun 2022, agar bisa menghemat kompensasi sebesar Rp 7-16 triliun,” ujar Arifin.

Baca juga: Harga BBM Shell Juga Naik, Ini Perbandingannya dengan Pertamina

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com