Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
David Abdullah
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sebagian Orang Bisa Merasakan Firasat Kematian, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 12/04/2022, 22:18 WIB
Kompasianer David Abdullah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

KOMPAS.com - Kalau sudah ditakdirkan, siapa pun, kapan pun, dan di mana pun, maut akan tetap mendatangi.

Selama musibah itu belum terjadi, maka setiap ajal masih akan menjadi rahasia ilahi.

Namun, terkadang, muncul firasat dari keluarga, sahabat, serta orang terdekat terkait kematian seseorang.

Fenomena tersebut acap kali dihubungkan sebagai pertanda akan terjadinya musibah pada masa yang akan datang.

Firasat kematian itulah yang kabarnya dirasakan oleh pengacara Vanessa Angel, Milano. Ia mengaku, mempunyai firasat sebelum klien beserta sang suami, Febri Andriansyah, meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, Kamis (4/11/21).

Baca juga: Ternyata Jelang Kematian, Orang Tak Mampu Mengingat Memori Hidupnya, Ini Kata Pakar

Dugaannya semakin menguat, lantaran, ternyata, bukan hanya Milano saja yang sempat merasakan firasat yang tak baik. Bahkan, Vanessa dan Bibi pun dianggap telah merasakan tanda-tanda serupa.

Sebelum dikabarkan meninggal dunia, Vanessa memang sempat memposting sebuah video pendek, yang dipandang sebagai sebuah firasat. "Ada yang bisa tebak aku mau kemana?" tulis Vanessa.

Beberapa di antara pembaca mungkin pernah menerima firasat senada. Kedang-kadang, pengalaman firasat kematian sering dikaitkan dengan kebetulan saja, tetapi pada lain waktu, firasat yang dirasakan mempunyai detail yang amatlah akurat.

Hal itu bisa menyebabkan timbulnya keraguan bahwa firasat mengenai maut hanya muncul secara kebetulan belaka.

Sejumlah orang menyebut pengalaman itu dengan sinkronisitas. Beberapa pihak yang lain menyebutnya resonansi energi atau keterkaitan. Ada pula mengenalinya dengan pengalaman kematian empatik.

Banyaknya terminologi yang dikenal di masyarakat mengenai firasat kematian disebabkan karena tidak ada ilmu pasti yang paling sesuai untuk menyebutnya.

Ilmuwan pun belum bisa membuktikan secara ilmiah atas maraknya fenomena yang dianggap melibatkan kemampuan menerawang akan terjadinya kematian pada masa depan semacam itu.

Satu-satunya hal pasti tentang mengapa banyak orang memiliki firasat, termasuk tentang kematian, ialah karena manusia dikaruniai dengan otak. Terkesan cukup sepele, bukan?

Firasat, atau yang juga kerap kali disebut intuisi, tercipta dari kemampuan analisis otak terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Ia merupakan generalisasi yang diproses berdasarkan pada pengalaman masa lalu, bukan ramalan tentang masa depan yang sempurna. Meskipun melibatkan proses pengamatan dan analisis, firasat bekerja di dalam alam bawah sadar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com