Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Larang Warganya Tertawa selama Peringatan Kematian Kim Jong Il

Kompas.com - 18/12/2021, 10:00 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Aturan-aturan yang terdapat di Korea Utara sering kali terdengar kontroversial dan nyeleneh. Baru-baru ini terungkap sebuah aturan di Korea Utara yang melarang warganya untuk menunjukkan ekspresi kebahagiaan selama 11 hari.

Aturan tersebut diberlakukan untuk mengenang 10 tahun kematian Kim Jong Il, mantan pemimpin Korea Utara, sekaligus ayah dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un.

Selama periode berkabung 11 hari lamanya, Korea Utara secara eksplisit melarang warganya tertawa dan meminum alkohol. Tepat pada peringatan kematian Kim Jong Il pada 17 Desember, warga Korea Utara bahkan akan dilarang berbelanja bahan makanan.

“Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa, atau melakukan kegiatan rekreasi,” kata seorang warga Korea Utara kepada Radio Free Asia (RFA).

Baca juga: Kenang Kematian Kim Jong Il, Rakyat Korea Utara Dilarang Tertawa 11 Hari

Bahkan, ia menambahkan, apabila ada anggota keluarga yang meninggal di masa berkabung ini, mereka tidak boleh menangis dengan keras dan jenazahnya harus segera dibawa keluar.

“Orang-orang bahkan tidak dapat merayakan ulang tahun mereka sendiri tanggal lahir mereka jatuh dalam masa berkabung,” masih kata orang tersebut.

Biasanya, periode berkabung berlangsung selama 10 hari. Namun pada periode berkabung tahun ini, jumlah ditambah satu hari untuk memperingati satu dekade kematian Kim Jong Il yang wafat pada 17 Desember 2011 lalu.

“Dulu banyak orang yang kedapatan minum atau mabuk selama masa berkabung. Mereka ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis. Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi,” kata sumber tersebut.

Tak hanya itu, polisi Korea Utara disebut juga telah diperintahkan untuk mencari warga yang tidak terlihat cukup gundah selama masa berkabung, menurut RFA yang mengutip sumber kedua.

“Mulai hari pertama Desember, mereka (polisi) memiliki tugas khusus untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung kolektif,” kata sumber kedua itu.

“Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa petugas penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali,” sambungnya.

Baca juga: Korea Utara Pernah Eksekusi 7 Orang karena Tonton Video Korea Selatan

Masa berkabung tahun ini akan digelar berbagai kegiatan seperti pameran seni, konser peringatan, dan pameran bunga Kimjongilia. Namun, beberapa penduduk setempat cukup berani untuk berbicara secara anonim menentang tradisi tahunan tersebut.

Mereka mengaku, masa berkabung menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari.

“Saya hanya berharap masa berkabung Kim Jong Il dipersingkat menjadi satu minggu, seperti masa berkabung Kim Il-sung,” kata salah satu warga yang dikutip RFA.

“Warga mengeluh bahwa yang hidup terpaksa meratapi dua orang yang meninggal ini sampai mati,” sambungnya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampaknya bersedia mengakui parahnya situasi di negaranya.BBC INDONESIA Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampaknya bersedia mengakui parahnya situasi di negaranya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com