Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Louis Vuitton, Desainer Legenda Asal Perancis

Kompas.com - 22/02/2022, 12:11 WIB
Kompasianer Tonny Syiariel,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di Paris, ibu kota Perancis, ada sebuah butik mewah bernama "Louis Vuitton". Lokasinya tepat berada di Champs Elysees.

Saat ini, butik tersebut lebih populer daripada istana Louis XIV. Bahkan sebagian besar wisatawan Asia mempercepat kunjungan mereka ke istana tersebut demi mengunjungi butik Louis Vuitton.  

Butik Louis Vuitton memiliki sejarah panjang. Namanya diambil dari desainer legenda asal Perancis, Louis Vuitton Malletier.  

Kisah Louis Vuitton Malletier, yang lebih dikenal sebagai Louis Vuitton (atau dengan singkatan populer LV), memang berbeda dengan sang Louis XIV, meski keduanya sama-sama terkenal.

Meskipun demikian, kiprah Louis Vuitton di industri mode di Perancis tidak kalah fenomenal.

Rumah mode dan perusahaan pembuat produk mewah yang didirikan tahun 1854 oleh Louis Vuitton kini bak sebuah destinasi wisata populer saja.

Baca juga: Sneaker Monogram Berbunga dari Louis Vuitton, Mau?

Monogram LV yang sangat ikonik menghiasi hampir semua produknya. Mulai dari koper mewah, tas tangan mahal, sepatu, hingga asesoris lainnya.

Monogram yang dirancang Georges Vuitton di tahun 1896 sebagai kenangan terhadap ayahnya, pendiri LV, adalah simbol sarat gengsi bagi pemiliknya.

Tidak heran, hampir semua produk rancangannya pun menjadi barang incaran kalangan atas di mana-mana.

Sejarah Louis Vuitton

Louis Vuitton berdiri tahun 1854.Dok The Hula Louis Vuitton berdiri tahun 1854.

 

Sejarah Louis Vuitton sejatinya diawali sejak kedatangannya ke Paris di tahun 1837.

Setelah magang di bawah Monsieur Marechal, seorang pembuat koper dan peti yang sukses, Louis Vuitton kemudian ditunjuk sebagai pembuat koper Ratu Eugenie de Montijo, istri Napoleon III.

Posisi ini membuka pintu karirnya dengan mendapatkan makin banyak pelanggan elit dari kalangan atas di Paris.

Pada tahun 1854, di usia 33 tahun, Vuitton menikah dengan Clemence-Emilie Parriaux. Tidak lama kemudian, ia pun meninggalkan pekerjaannya di toko Marechal dan membuka tokonya sendiri di Rue Neuve des Capucines, Paris.

Baca juga: Keunikan Mi Panjang Umur yang Hanya Dinikmati 5 Kali dalam Setahun

 

Di sinilah Louis Vuitton makin mengukuhkan dirinya sebagai pembuat koper yang handal.

Setelah kematiannya pada 27 Februari 1892, anak tunggalnya, Georges Ferrol Vuitton, meneruskan bisnis Louis Vuitton secara lebih ekspansif.

George mulai ikut pameran di Chicago World's Fair di tahun 1893. Jenama Louis Vuitton pun makin dikenal di luar Perancis.

Tahapan penting berikutnya terjadi di tahun 1913, ketika Louis Vuitton membuka tokonya di Champs-Elysees, sebuah jalan paling elegan dan terkenal di pusat kota Paris.

Inilah toko produk travel terbesar di dunia saat itu.

Setelah itu, LV terus membuka toko berikutnya di berbagai pusat kota dunia lainnya. Dari London, New York sampai Buenos Aires.

Selanjutnya di tahun 1930, Louis Vuitton meluncurkan 'Keepall bag'. Dua tahun berikutnya disusul 'Noe bag' yang sangat legendaris.

Louis Vuitton Noe bag awalnya dibuat untuk pedagang anggur agar bisa menyimpan botol minumannya dengan aman.

Setelah itu, LV kembali mengeluarkan produk berikutnya, yakni 'Louis Vuitton Speedy bag'.

Semua produk ikonik ini hingga kini masih terus dijual. Keunggulan desain LV memang tidak mudah ketinggalan zaman.

Memasuki tahun 1987, Louis Vuitton kembali melangkah lebih jauh dengan ikut mendirikan LVMH Moet Hennessy atau umumnya dikenal sebagai LVMH saja.

Perusahaan hasil merger antara LV dan Moet Hennessy kini telah menjadi sebuah konglomerasi yang menguasai lebih dari 60 anak perusahaan yang masing-masing mengelola berbagai jenama terkenal.

Beberapa di antaranya, Christian Dior, Givenchy, Marc Jacobs, Stella McCartney, Kenzo, Celine, Bulgari dan Tiffany & Co.

Pada tahun 1997, Louis Vuitton mengangkat Marc Jacobs sebagai Direktur Kreatif LV. Suatu keputusan yang sangat strategis.

Perancang kondang asal New York ini langsung memberikan warna baru di deretan produk keluaran Louis Vuitton.

Jacobs memperkenalkan produk siap pakai (pret-a-porter) pertamanya bagi rumah mode ini. Lini produk LV pun kian lengkap.

Marc Jacobs sendiri akhirnya meninggalkan Louis Vuitton pada tahun 2014. Desainer top ini selanjutnya kembali membangun labelnya sendiri yang sudah sempat ditinggalkan.

LV sendiri memang sudah terbiasa menggunakan banyak perancang papan atas dengan bayaran menggiurkan.

Belum lama ini, Direktur Artistik LV terkini, yakni Virgil Abloeh, membuat jagat mode dunia tersentak.

Betapa tidak, sebuah tas unik hasil rancangannya sangat sensasional. Tas berbentuk miniatur pesawat komersial yang ditampilkan dalam parade "Fall-Winter 2021 Collection" ini menuai beragam respons dari kritikus maupun penggemar mode di seluruh dunia.

Bukan hanya bentuknya yang tidak biasa, tetapi tas ini pun dibanderol selangit, yakni 39.000 dolar AS atau setara Rp 570 juta. Kombinasi desain nan unik serta harga mahal itu pun sempat viral.

Merek paling berharga di dunia

Louis Vuitton dan Monogram LV berada di deretan merek paling berharga di dunia. Louis Vuitton pernah terpilih sebagai merek mewah paling berharga di dunia atau "the World's Most Valuable Luxury Brand" selama 6 tahun berurutan (2006-2012).

Tahun 2020 lalu, Louis Vuitton pun masih menempati urutan teratas di antara jajaran merek mewah lainnya.

Seperti dilansir media ternama Forbes, Louis Vuitton berada di posisi nomor 9 di antara berbagai merek global terkenal lainnya.

Namun, posisinya merupakan yang tertinggi di antara semua pesaingnya di industri mode dunia.

Nilai merek ini mencapai 47,2 miliar dolar AS. Jauh di atas dua pesaing lainnya, yakni Gucci dan Hermes.

Baca juga: Arti Logo Nike dan Sejarah Berdirinya Perusahaan Sepatu Ternama Ini

Louis Vuitton juga memiliki jaringan penjualan yang sangat luas di 50 negara. Butik-butik mewah miliknya tersebar di hampir semua kawasan perbelanjaan kelas atas di kota-kota besar di dunia.

Misalnya, Ginza (Tokyo), Fifth Avenue (New York), New Bond Street (London), Parizska (Praha), Paseo De Gracia (Barcelona), Marina Bay (Singapura), dan lain-lain.

Louis Vuitton Malletier sudah tiada. Namun warisannya hingga kini masih terus menuai kekagumanan.

Hasil karya Louis Vuitton hingga kini terus menjadi idaman banyak wanita sedunia.

Sumber 1, Sumber 2, Sumber 3

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Louis Vuitton, Sang Pembuat Koper Fenomenal"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com