Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Masih Ada Obat Keras yang Dijual Tanpa Resep Dokter

Kompas.com - 21/01/2022, 11:26 WIB
Kompasianer Irmina Gultom,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Misalnya ada seseorang yang sakit demam dan batuk di daerah terpencil seperti Onan Runggu (salah satu kecamatan di Pulau Samosir).

Tidak ada klinik. Jarak puskesmas terdekat pun cukup jauh. Satu-satunya tenaga kesehatan yang ada di sana hanya satu orang bidan dan kebetulan si bidan sedang pergi ke desa lain. Si pasien sudah minum obat batuk, namun tidak juga sembuh.

Pasien dibawa ke dokter pun jaraknya sangat jauh, yakni di rumah sakit terdekat di Pangururan yang jaraknya sekitar 50-an km.

Akhirnya keluarga pasien terpaksa membeli obat di toko obat di daerah Nainggolan yang berjarak sekitar 30 menit.

Di apotek itu, antibiotik tersedia dan bisa dibeli tanpa harus disertai resep dokter.

Tindakan tersebut memang tidak bisa dibenarkan karena salah secara aturan. Pertama, tidak ada diagnosis dari dokter sebagai dasar untuk menentukan obat yang diperlukan (dalam hal ini penggunaan antibiotik).

Kedua, seharusnya antibiotik tidak boleh diberikan tanpa ada resep dari dokter.

Ketiga, tidak menutup kemungkinan bahwa toko obat tersebut tidak menjual obat keras lainnya.

Tentu kita bisa membayangkan seperti apa kesulitan yang harus dihadapi pasien di daerah 3T? Itu baru perkara antibiotik, bagaimana jika obat keras yang diperlukan sangat darurat sementara nyawa pasien terancam?

Tidak menutup kemungkinan hal-hal seperti ini malah akan membuat posisi apoteker jadi sasaran empuk untuk dikenai sanksi kode etik.

3. Swamedikasi dan demand Konsumen

Apa itu praktik swamedikasi itu? Ketika kita mengalami sakit batuk-flu kemudian membeli obat batuk dan flu di toko obat atau apotek, hal itu sudah dapat disebut dengan swamedikasi.

Munculnya tren swamedikasi di kalangan masyarakat sangat dipengaruhi 3 faktor yang saling berhubungan, yaitu perkembangan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat, dan meningkatnya akses terhadap obat.

Dulu sebelum semua serba online seperti saat ini, kita harus menempuh jarak tertentu untuk membeli obat di apotek atau toko obat.

Sekarang kita bisa dengan mudah membuat janji via telepon atau chat dari mana saja dan kapan saja.

Obat yang diperlukan akan disiapkan dan tinggal kita ambil atau bahkan bisa dikirim ke rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com