Menurut penelitian, orang yang pernah selingkuh setidaknya sebanyak tiga kali sangat mungkin untuk selingkuh kembali.
Terdapat perbedaan masalah psikologis yang dapat memicu perselingkuhan antara pria dan perempuan.
Riset yang dilakukan pada tahun 2018 menunjukkan, perempuan dengan masalah neurotisme lebih berpotensi selingkuh, sedangkan pria yang kerap berselingkuh cenderung memiliki masalah narsisme.
Dengan sifat narsisme yang tinggi, perselingkuhan didorong oleh ego dan rasa ingin memiliki.
Selain mementingkan diri sendiri, orang dengan gangguan ini cenderung tak memiliki empati, sehingga tidak memikirkan dampak tindakannya bagi pasangan.
Baca juga: 8 Ide Menata Kamar Tidur Sempit agar Nyaman Bagi Pasangan Muda
Orang yang memiliki trauma masa kecil, seperti kekerasan fisik, seksual, dan emosional yang belum terselesaikan dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat cenderung berpotensi selingkuh.
Selain itu, menurut hasil riset, anak yang memiliki orang tua pernah berselingkuh lebih dari dua kali juga berpotensi melakukan hal yang sama.
Kecanduan seks dapat membuat seseorang sulit terpuaskan secara seksual, sehingga memicu keinginan mencari kepuasan di luar pernikahan.
Beberapa masalah rumah tangga yang dapat meningkatkan potensi selingkuh, yakni:
- Kurang komunikasi
- Pemutusan emosional dan fisik
- Kompatibilitas rendah (orang yang menikah karena alasan yang salah): Kompatibilitas rendah dapat menimbulkan rasa "menyesal menikah".
- Kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan emosional
- Tekanan ekonomi
- Kurangnya rasa hormat
(Penulis: Ellyvon Pranita | Editor: Bestari Kumala Dewi)
Sumber: KOMPAS.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.