KOMPAS.com - Sesaji atau biasa disebut sesajen masih menjadi tradisi yang masih dipraktikkan sebagian masyarakat Indonesia.
Sesajen amat lekat dengan praktik upacara adat melalui selamatan atau kenduri untuk berbagai keperluan.
Upacara selamatan atau kenduri umumnya diselenggarakan untuk memperingati orang meninggal, pernikahan, upacara kehamilan hingga kelahiran bayi, dan sebagainya.
Selain doa bersama yang dipimpin tokoh yang dituakan, sesaji berupa makanan akan menjadi pelengkap bergantung tujuan upacara adat.
Tak heran apabila terdapat sebagian masyarakat yang tak terima ketika sesajen ditendang di Gunung Semeru karena dianggap tak sesuai kepercayaan si pelaku, HF (31).
Lalu, sebenarnya apa makna sesaji?
Baca juga: Pria Penendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru: Saya Minta Maaf
Antropolog Argo Twikromo menyampaikan, pada umumnya bagi masyarakat Jawa, sesaji adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Sesajen amat terkait dengan pemahaman atau pandangan masyarakat Jawa itu sendiri tentang dunia ini.
"Kehidupan di dunia ini dijalani dengan bagaimana kita menciptakan hubungan yang harmonis dengan cara menjalin relasi-relasi harmonis," kata Argo kepada Kompas.com, Senin (10/1/2022).
Ia mengatakan, relasi harmonis itu ialah antara manusia dengan sesama, alam, maupun Tuhan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.