"Mulai hari ini, dalam setahun, saya berasumsi," tegasnya.
Baca juga: 6 Tanda Anda Mengalami Trauma karena Pandemi dan Cara Mengatasinya
Dilansir dari Washington Post melalui KOMPAS.com, prediksi Bancel bisa menjadi kenyataan negara-negara di dunia berusaha mempersempit kesenjangan antara negara kaya dan miskin.
Selama ini, negara kaya menawar vaksin dengan harga tinggi, sedangkan negara miskin bergantung kepada sumbangan vaksin yang diberikan negara kaya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, ironi ketika sejumlah pemerintahan negara menimbun stok vaksin Covid-19 dan menyia-nyiakannya, padahal, banyak orang di negara lain masih menunggu vaksin Covid-19 dosis pertama.
Hampir 80 persen orang di negara-negara kaya di dunia telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama, sedangkan ingkat vaksinasi dosis pertama turun menjadi 20 persen di negara miskin.
Co-creator vaksin Oxford-AstraZeneca, Sarah Gilbert, memprediksi bahwa Covid-19 akan berakhir seperti flu biasa.
Baca juga: Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Skala Besar di Tengah Pandemi Corona
Profesor Vaksinologi di Universitas Oxford itu mengatakan, virus Corona mungkin tidak akan bermutasi menjadi versi yang lebih mematikan dan kebal terhadap vaksin.
“Kami melihat bahwa virus menjadi kurang ganas karena lebih mudah beredar,” ungkapnya.
(Penulis: Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary)
Sumber: KOMPAS.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.